Bismillahirrahmanirrahim…
MUQODDIMAH
Sebelum masuk ke dalam tema yang akan dibahas. Kita harus mulai dari iman dahulu, kita terlebih dahulu harus mengimani atau meyakini bahwa panduan dari Rasulullah adalah panduan terbaik. Meyakini bahwa Rasulullah adalah teladan terbaik.
Keimanan dan keyakinan dapat diperoleh dengan dua hal yaitu dari proses ikhtiar diri kita dan yang paling utama adalah dari karunia Allah Ta’ala. Maka semoga Allah mengaruniakan keyakinan kepada kita bahwa pandauan Nabi adalah yang terbaik.
Ketika berbicara tentang makan dan pola makan Rasulullah kita pasti mengetahui bahkan meyakini apa-apa yang dimakan Rasulullah pasti aman dan baik. Meskipun kita belum mengetahui apa-apa saja kandungan gizi dari makanan tersebut tapi pasti ada kebaikan dalam makanan yang dikonsumsi oleh Rasulullah.
Kesehatan tidak hanya terkait dengan makanan. Setidaknya ada 3 hal yang harus kita jaga agar kesehatan kita juga terjaga :
1. Ibadah
Semua ibadah yang disyariatkan dalam islam, contohnya shalat, tilawah Al-Qur’an, dzikir. Kesemuanya ada hubungannya dengan menjaga kesehatan. Bahkan hari ini banyak ilmuan yang meneliti kaitan-kaitan antara ibadah dengan kebugaran tubuh, mulai dari gerakan sholat dan pengaruhnya bagi persendian, dan masih banyak lainnya. Karena ibadah-ibadah kita tidak hanya memiliki tujuan ukhrowi namun juga memiliki tujuan duniawi.
2. Akhlakul Karimah
Menjaga kesehatan dengan akhlak karimah yaitu dengan menjauhi segala penyakit hati seperti hasad, dendam,dan marah. Dan salah satu cara menjaga kesehatan adalah dengan memaafkan, berlapang dada, dan legowo.
Sebagimana sabda Rasulullah yang berkaitan dengan akhlakul karimah,
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ.
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.”
Maka sebagaimana Ibadah, akhlak yang baik adalah perangkat yang penting untuk menjaga kesehatan diri.
3. Makanan
Dalam AlQur’an pembahasan makanan ini juga memiki peranan yang penting bagi manusia. Bahkan untuk membangkitkan keinginan manusia untuk masuk surga, Allah membangkitkan syahwat manusia kepada urusan makanan yang disukai, yang mana makanan-makanan itu Allah kabarkan semua sudah disediakan di surga.
Bahkan di dalam shahih Bukhori, Imam Bukhori meletakkan pembahasan tentang makanan ini dalam pembahasan kitab khusus yaitu kitab tentang makanan dan minuman, sebagaimana ada kitab thaharoh, kitab sholat, dan lainnya.
Tema makanan menjadi sangatlah penting hingga Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memberikan banyak panduan kepada para sahabat. Sampai ada orang orang yg memalsukan hadits untuk tema makanan.Contoh pada hadits tentang daun jarjir, ada hadits palsunya yang berbunyi seandainya wanita mengetahui manfaat daun jarjir maka dia akan menanam daun jarjir sampai di bawah tempat tidurnya.
PANDUAN YANG DIANJURKAN NABI DALAM HAL MAKANAN
Ibnu Qoyyim membahas panduan yang diajarkan oleh nabi dalam hal makanan, diantaranya Ibnu Qayyim mengatakan:
1. Untuk urusan makanan dan minuman Nabi tidak memiliki kebiasaan menahan dirinya untuk memakan satu makanan saja. Nabi tidak menghalangi dirinya untuk memakan satu makanan saja. Karena mengkhususkan diri pada satu makanan itu akan membahayakan tabi’at seseorang. Karena Allah menciptakan apa-apa yang di muka bumi ini untuk kepentingan manusia.
Maka barangsiapa yang mengkhususkan diri pada satu makanan saja maka tubuhnya akan lemah dan akan berujung pada kebinasaan.
2. Nabi punya kebiasaan memakan makanan yang biasa dimakan oleh kaumnya. Makanan orang Quraisy pada saat itu berbeda dengan masyarakat di luar Arab, makanan utama masyarakat Quraish saat itu adalah roti gandum, daging, kurma dan buah buahan.
3. Kalau ada satu makanan yang makanan itu punya satu sifat (panas atau dingin), maka Rasulullah mengimbangi sifat makanan itu dengan makanan lainnya. Di zaman Rasulullah sifat makanan itu ada yaitu panas atau dingin, maka jika ada makanan yang sifatnya panas Rasulullah menyeimbangkannya dengan makanan yang bersifat dingin dan begitu pun sebaliknya. Contoh, Rasulullah memakan semangka setelah memakan kurma karena kurma bersifat panas maka Rasulullah menyeimbangkan kurma yang sifatnya panas dengan semangka yang sifatnya dingin.
Tapi kalau tidak ada penyeimbangnya namun dirinya punya nafsu untuk memakan itu maka selama tidak berlebihan maka tidak akan membahayakan tabi’at kita.
Kalau tidak ingin jangan dipaksakan, contoh ada kurma ajwa, kita ingin makan itu dan tidak ada penyeimbangnya, selama tidak berlebihan tidak akan merusak tabiat.
(Tabiat adalah setingan awal tubuh kita)
4. Rasulullah apabila tidak suka pada suatu makanan beliau tidak akan memakannya dan beliau juga tidak akan memaksa dirinya untuk memakan makanan tersebut.
Dan ini adalah pondasi besar dalam hal menjaga kesehatan.
Makan makanan yang disukai adalah pondasi besar dalam menjaga kesehatan.
Memakan makanan yang diinginkan adalah pondasi besar dalam menjaga kesehatan.Dan ketika seseorang memakan makanan yang tidak disukai dan dipaksakan itu justru akan membahayakan bagi dirinya.
Contohnya sering terjadi pada anak-anak kita, terkadang anak-anak memiliki pilihan khusus terhadap makanan, maka kita sebagai orangtua jangan memaksa jika anak tidak mau makan, karena bisa jadi ketika kita memaksakan itu justru akan membahayakan bagi anak kita.
Selama yang diinginkan oleh anak kita tapi sudah halal dan thayyib, ia menginginkan itu dan tidak berlebihan maka berikan saja. Jika anak-anak memilih di luar Halal dan Thayyib maka tidak perlu untuk diberikan.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam tidak pernah mencaci makanan sekalipun. Jika suka dimakan dan jika tidak suka Rasul tinggalkan dan tidak memakannya, Rasul tidak memakan walaupun sedikit.
Dikisahkan dalam hadits yang shahih bahwa suatu ketika disajikan di depan nabi daging biawak yang dibakar (daging dhabb, biawak gurun di Makkah).
Ketika Rasulullah Shallallahu’alahi wa sallam disuguhi biawak bakar beliau tidak memakannya. Kemudian Khalid bertanya kepada Rasulullah “Apakah daging biawak itu hukumnya haram?” Beliau menjawab, “Tidak, tetapi daging tersebut termasuk asing di kalangan kaumku, maka aku pun tidak menyukainya.”
Dan itulah cara Nabi menjaga nafsu makannya dan tidak memakan makanan yang tidak ada di negerinya. Namun Nabi tidak melarang orang lain untuk memakannya.
5. Rasulullah suka daging dan daging yang paling beliau suka adalah daging kambing bagian lengan atas (depan dan belakang), dan beliau juga menyukai pundaknya (tengkuk).
Karena itu lah orang yahudi yang mengetahuinya meletakkan racun di bagian yang Rasulullah sukai.
Begitu diberikan daging kambing yang membuat nabi kagum adalah bagian lengan atasnya.
Dari Abu Hurairah, ia berkata : “Nabi pernah diberi daging. Kemudian dihidangkan juga kaki depan (lengan). Dan itu semua menyenangkan beliau. Beliau pun mengambil dan memotongnya dengan gigi.” (HR. Bukhari, Muslim)
Tidak diragukan lagi bagian daging kambing yg paling mudah dicerna adalah daging bagian leher, bagian lengan atas, dan juga bagian lengan bawah. Daging-daging itu adalah yang paling ringan dicerna lambung dan mudah hancur.
Dari sinilah kita bisa memperhatikan tiga sifat makanan yang kita jaga, yaitu:
1. Banyak memberikan manfaat bagi tubuh kita dan menambah stamina atau kekuatan tubuh kita,
2. Mudah dicerna oleh lambung dan tidak berat untuk dicerna,
3. mudah dikunyah/dilumat.
Maka kalau makanan itu punya 3 sifat tersebut walaupun sedikit lebih besar manfaatnya daripada makanan yang banyak tapi tidak memenuhi 3 syarat tersebut.
6. Rasulullah suka manisan dan suka madu. Tiga hal itu (daging, madu, manisan) merupakan makanan yang paling besar manfaatnya untuk tubuh dan untuk hati dan anggota tubuh yang lain. Mengkonsumsinya memberikan manfaat yang besar dalam kesehatan dan kekuatan. Dan tidak menyukai dari tiga hal ini kecuali mereka sedang sakit.
(Tabiat orang yg sedang sakit tidak suka tiga makanan itu).
7. Rasulullah mempunyai kebiasaan memakan roti dengan menggunakan lauk selama masih ada lauk.
(Lauk adalah teman makanan utama).
Terkadang Rasulullah makan roti dengan lauk daging dan terkadang makan roti lauknya adalah semangka. Kadang beliau makan roti dengan kurma. Dan terkadang pula Rasulullah makan roti dengan lauk cuka (cuka dari buah-buahan).
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sebaik-baik lauk pauk adalah cuka.” (HR. Muslim).
Sabda Nabi : “Sebaik-baik lauk adalah cuka.” Cuka adalah benda yang sudah dikenal. Jenis-jenisnya bermacam-macam tergantung bahan dasarnya, apakah berupa zaitun atau wortel atau yang lainnya.
Sebagaimana yang sudah kita maklumi bahwa di antara jenis-jenia lauk pauk ada yang lebih baik dari cuka. Akan tetapi Nabi mengatakan hal tersebut berdasarkan lauk pauk yang ada (di rumah beliau). Hal ini juga akan membuat hati keluarganya senang, sebagaimana dijelaskan pada sebab Nabi mengucapkan hadits ini, yaitu hadits yang diriwayatkan Muslim dalam kitab shahihnya:
Dari Jabir, ia berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah memegang tanganku dan mengajakku ke rumah beliau. Kemudian beliau bertanya: ‘Mana lauk pauknya? ‘ Mereka (keluarganya) menjawab: “Tidak ada, kecuali ada sedikit cuka.” Jabir berkata: “Sampai saat ini aku selalu menyenangi cuka sejak aku mendengar sabda Nabi di atas.”
Oleh sebab itu, Ibnul Qayyim berkata: “Sabda Nabi ini adalah pujian Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam terhadap cuka, sesuai dengan kondisi yang ada. Maknanya bukan menyatakan cuka itu lebih baik dari yang lainnya.”
Pelajaran penting bagi kita adalah bahwa Positif thingking (husnudzon) kita terhadap makanan berefek baik bagi kesehatan kepada tubuh kita.
Husnudzon kita terhadap makanan jangan sampai kalah dengan husnudzon-nya perokok terhadap rokok. Mereka husnudzon dengan rokok yang jelas-jelas membahayakan bagi mereka.
8. Rasulullah biasa memakan buah dari sebuah negeri saat pertama kali datang (panen). Ketika pertama kali datang buah-buahan di Madinah dari Thaif beliau akan lansung ke pasar untuk membeli buah-buah tersebut kemudian beliau memakannya.
Hal ini menjadi faktor terbesar untuk menjaga kesehatan karena Allah memberikan kebaikan pada sebuah negeri itu terhadap buah buahan yang memberi manfaat bagi penduduk tersebut sesuai dengan musimnya.
Maka mengkonsumsinya menjadikan sehatnya penduduk negeri tersebut dan menjauhkannya dari penyakit.
(Mengkonsumsi buah yang sesuai dengan musimnya sangat bermanfaat bagi kesehatan).
Dan tidaklah ada orang yang menahan diri dari memakan buah dari negerinya ketika masa panen, kecuali dia dekat dengan sakitnya dan lemah fisiknya.
Dan dari buah buahan yg dihasilkan negeri itu ada yang sifatnya basa. Tapi panasnya musim dan panasnya tanah dan panasnya lambung itu yang akan mematangkan secara alami buah tersebut dan menghilangkan bahaya dari buah itu dengan syarat tidak berlebihan dalam mengkonsumsinya. Dan dia tidak memakanya dalam keadaan perut sedang kenyang.
9. Rasulullah tidak meminum air saat belum menyelesaikan makannya. Saat masih ada makanan di mulut jangan meminum air. Selesainya mengunyah makanan dahulu baru minum.
Barangsiapa makan yang semestinya, diwaktu yang semestinya, dengan cara yang semestinya maka makanan itu akan menjadi obat paling bermanfaat bagi tubuhnya.
TIGA MAKANAN YANG BIASA DIMAKAN RASULULLAH
1. Hais (حيس)
Ibnu Abbas berkata, “Makanan yang paling disukai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah hais.” (HR. Abu Dawud)
Hais itu adalah kurma yang dicampur dengan minyak samin dan susu kering (dari susu kambing).
Komposisi : kurma, susu kering, minyak samin.
Cara membuat :
kurma dibuang bijinya, ditambahkan susu kering dan minyak samin, dicampurkan jadi satu sampai menjadi adonan yang menyatu, tidak perlu dimasak.
Untuk kompisis dan cara pembuatan hais dapat disimak dalam video berikut :
Sumber : https://m.youtube.com/watch?v=Ua3fMg8HEqU
2. Tsarid (ا لثريد)
Tsarid adalah makanan yang paling disukai oleh Rasulullah. Itulah mengapa Rasulullah memuji Aisyah seperti Tsarid.
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Keutamaan ‘Aisyah dibandingkan seluruh kaum wanita seperti keutamaan tsarid dibanding seluruh makanan yang lainnya.” (HR. Bukhari, Muslim)
Semua kandungan makanan terkumpul di Tsarid. Tsarid adalah roti gandum yang dipotong-potong kemudian disiram dengan lauk pauk, seperti kuah daging dan sayuran, sehingga rotinya menjadi lunak.
Salah satu sayur yang biasa digunakan dan disukai Rasulullah adalah Labu kuning.
Cara membuat : panaskan daging, ditutup kurang lebih satu jam, masukkan sayuran (kentang, wortel, labu) tambahkan lada secukupnya, kemudian sajikan.
Untuk komposisi dan cara pembuatan tsarid bisa disimak dalam video berikut :
sumber : https://m.youtube.com/watch?v=camv9BqGTkQ
3. Talbinah (التلبينة)
Hadits dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha,
Bahwasanya apabila salah seorang anggota keluarganya meninggal dunia, maka berkumpullah para wanita. Kemudian mereka berpisah, kecuali keluarga dan orang-orang tertentu. Setelah itu, ia (‘Aisyah radhiyallahu ‘anha) menyuruh diambilkan seperiuk talbinah. Lalu dia memasak dan membuat tsariid. Kemudian dia menuangkan bubur talbinah tersebut di atasnya. Setelah itu, ia berkata: “Makanlah bubur ini! Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Talbinah dapat menyegarkan hati orang yang sakit dan dapat menghilangkan sebagian rasa sedih”. (HR. Bukhari, Muslim)
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah menjelaskan,
Jika engkau ingin mengetahui khasiat talbinah maka lihatlah khasiat bubur tepung/gandung bahkan ia mirip dengannya. Talbinah semacam bubur yang terbuat dari tepung atau dedak tepung, perbedaannya adalah bubur tepung adalah dimasak langsung (dalam bentuk asli tanpa diolah dahulu) sedangkan talbinah digiling dahulu, ini lebih bermanfaat untuk mengeluarkan kandungan khusus gandum dengan gilingan.
Telah dijelaskan bahwa adat kebiasaan masyarakat berpengaruh pada pemanfaatan obat dan makanan. Kebiasaan suatu kaum membuat bubur tepung/gandum dengan digiling dahulu, bukan bentuk aslinya (tidak digiling), hal ini lebih memberikan pengaruh dan lebih memberikan kenyamanan di perut.”
Beliau juga berkata,
“Maksud dari menghilangkan sebagian kesedihan adalah karena kesedihan dan kegundahan bisa menenangkan mood dan meningkatkan (rasa hangat) semangat dan bubur ini bisa meningkatkan semangat karena kandungan di dalamnya maka bisa menghilangkan kesedihan dan kegunadahan. Maka dikatakan (menurut pendapat yang paling medekati kebenaran) menghilangkan kesedihan karena ia termasuk makanan khusus yang menyenangkan, karena ada makanan tertentu yang bisa membuat bahagia dengan kandungan khasnya.”
Komposisi : gandum, madu, susu.
Cara membuat : Semua bahan dihangatkan gandum dan susu, dimasak menjadi satu, terakhir madu dicampur .
Untuk komposisi dan cara pembuatan talbinah bisa disimak dalam video berikut :
sumber : https://m.youtube.com/watch?v=dwU4p7t-EN0
TANYA JAWAB
Apakah pola makan Rasulullah berlaku untuk semua umatnya, bagaimana dengan makanan lokal kita yang berbeda dengan kebiasaan masyarakat arab? Dan bagaimana pendapat ustadz dengan pola makan yang tidak membolehkan satu makanan tertentu, contohnya ada yang sangat menghindari makan nasi padahal nasi sendiri adalah makanan pokok msyarakat indonesia.
Jawaban :
Selama makanan itu sudah melewati saringan halal dan thayyib maka batasan selanjutnya adalah isrof (berlebih-lebihan) . Nasi ada faedahnya, apalagi kalau kebiaasaan kita adalah nasi, yang tidak baik itu berlebihan.
Kita harus punya ukurannya. Jadi pertama makanan itu halal dan thayyib, jiwa kita sehat, kita memiliki nafsu untuk memakannya. Maka kita bisa mengkonsumsi makanan tersebut.
Tiga makanan yang disukai Nabi yang menjadi materi hari ini banyak memiliki kebaikan. Baik karena kita mengikuti Sunnah Nabi dan kebaikan karena kandungan makanan tersebut baik.
Ingat saja 3 batasannya :
1. Halal dan thayyib,
2. Jiwa kita senang dan nafsu untuk memakannya,
3. Tidak isrof (berlebih-lebihan).
Ini adalah catatan kajian yang diselenggarakan oleh komunitas Halal Tyoyib Azka dengan tema “Pola Makan Rasulullah : Kunci Rahasia Kebaikan Akhlaq dan Kekuatan Jasad”pada tanggal 4 Oktober 2019, dengan nara sumber Ustadz Herfi Ghulam Faizi, Lc.