OPTIMALISASI GOLDEN AGE PERSPEKTIF IBNU QOYYIM AL JAUZIYAH (Bagian 1) (Kitab Tuhfah Al Mauduud Bi Ahkam Al Maulud)

Bismillahirrahmanirrahim..

Prolog

Anak itu termasuk usaha orang-tua, dan usaha terbaik orangtua adalah anak yang Sholih, sehingga amalan-amalan sholih yang diamalkan si anak, juga akan menjadikan orang-tua mendapatkan pahala amalan tersebut, tanpa mengurangi pahala anak tersebut sedikitpun.

Imam Tirmidzi, Imam Nasai dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ِنَّ أَطْيَبَ مَا أَكَلْتُمْ مِنْ كَسْبِكُمْ وَإِنَّ أَوْلاَدَكُمْ مِنْ كَسْبِكُمْ

Sesungguhnya sebaik-baik yang kamu makan adalah yang (kamu dapatkan) dari usaha kamu, dan sesungguhnya anak-anakmu itu termasuk usaha kamu”.

Hadits (di atas) mengkhususkan anak shalih dan sudah maklum kedekatan anak shaleh dari pada yang lainnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, oleh karena itulah Nabi menyebutnya pada hadits itu. Bahwa anak shalih yang membiasakan diri di dalam mengerjakan amalan-amalan shalih sewaktu kedua orang tuanya hidup, yang dia mempelajari amalan-amalan shalih itu dari keduanya, maka kedua orang tuanya mendapatkan pahala dari amalan-amalan anaknya, tanpa mengurangi pahala si anak tersebut. Maka tiada warisan yang paling berharga dari orangtua kepada anak selain ilmu yang bermanfaat.

Proses menjadikan anak yang shalih itu penting. Seorang Ayah membutuhkan waktu yang panjang untuk membentuk anak yang shalih. Dia memulainya dengan memilih istri yang shalihah, supaya menjadi ibu bagi anak shalih tersebut. Kemudian mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan syari’at. Dengan ini dia menjadi anak yang shalih, walaupun kedua orang tuanya sudah wafat.

Perlu diketahui juga bahwa keshalihan orangtua, bisa menjadi sarana kebaikan anak, walaupun mereka telah meninggal dunia. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Dan dahulu kedua orang tuanya adalah orang yang shaleh”. [Al-Kahfi: 82]

PEMBAHASAN DALAM TUTFAH AL MAUDUD BI AHKAM AL MAULUD

4 Pembahasan dari kitab Ibnu Qoyyim :
1. Masa Prakonsepsi
2. Masa Prenatal
3. Masa Perital
4. Masa Post Natal

1. MASA PRAKONSEPSI

Ini adalah periode sebelum kehamilan, yang terdiri dari :

(1) Pemilihan Calon Suami Istri
“Pilihlah tempat menanam nutfahmu (istri), karena pengaruh keturunan itu sangat kuat.” (HR. Abu Dawud)

Wanita itu dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, kemuliaan nasabnya, kecantikannya, dan karena agamanya. Maka nikahilah wanita yang baik agamanya niscaya kamu beruntung.”(HR. Bukhari dan Muslim)

(2) Aktivitas “Hubungan” Suami Istri
a. Proses pendidikan anak dimulai dari sini, maka perhatikan Adab-Adab syar’i dalam aktivitas ini.

b. Jangan lupakan doa-doa kebaikan untuk anak kita. Berdoa agar dikaruniakan keturunan yang shalih bahkan jauh sebelum anak kita lahir.

Berikut merupakan doa-doa yang tersebut dalam Alquran dan juga hadis yang berkaitan dengan permintaan dikaruniai anak/keturunan yang shalih

Doa Nabi Ibrahim a.s. Meminta Anak Soleh

Robbi hablii minash shoolihiin.”

“Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh,” (Q.S. Ash-Shaffaat: 100).

Doa Nabi Dzakariya a.s. Meminta Anak yang Baik

Robbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samii’ud du’aa.”

“Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa,” (Q.S. Ali Imron: 38).

Doa Meminta Kebaikan pada Anak dan Istri

Robbanaa hab lanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa.”

“Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa,” (Q.S. al-Furqon: 74).

2. MASA PRENATAL

Ini adalah periode sebelum anak terlahir atau ketika masa kehamilan. Di dalam Al Qur’an banyak didapati ayat-ayat yang menjelaskan perkembangan janin dalam alam rahim ini secara rinci, tahap demi tahap penciptaannya hingga menjadi makhluk yang paling ‘sempurna’ kejadiannya (ahsani taqwin).

Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian setelah itu, sungguh kamu pasti mati. Kemudian, sungguh kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari kiamat.” (Qs. Mukminin :12-16)

Proses Pendidikan dalam Kandungan

Ibnu Qoyyim menjabarkan ada 3 pendapat mengenai manakah yang lebih dahulu diciptakan jantung, hati atau otak.
(1) Teori pertama mengatakan bahwa jantung diciptakan terlebih dahulu baru hati dan otak.
(2) Teori kedua mengatakan bahwa hati diciptakan terlebih dahulu baru kemudian jantung dan otak
(3) Teori ketiga mengatakan bahwa otak lebih dahulu diciptakan baru hati kemudian jantung.

Ibnu Qoyyim sendiri lebih menguatkan pendapat yang kedua, bahwa yang diciptakan terlebih dahulu adalah hati.

Kapan Ruh ditiupkan?

Dari Abu ‘Abdir-Rahman ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahualaihi wa sallam menuturkan kepada kami, dan beliau adalah ash-Shadiqul Mashduq (orang yang benar lagi dibenarkan perkataannya), beliau bersabda,

Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) seperti itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya. Maka demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli surga, sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka, maka dengan itu ia memasukinya. Dan sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, maka dengan itu ia memasukinya”. [HR. Bukhari dan Muslim]

Dari sini kita mengetahui bahwa ruh ditiupkan pada janin di 40 hari ke-3 ( usia 4 bulan janin). Maka disinilah pendidikan tauhid aqidah pada anak sudah dimulai.

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun. Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.” (16: 78)

Dalam Ayat tersebut memberi isyarat bahwa Indra yang pertama kali berfungsi adalah pendengaran, penglihatan kemudian hati.

Sehingga stimulasi yang harus didahulukan dan diutamakan adalah berkaitan dengan pendengaran, antara lain :
(1) Tilawah, ibu mengaji rutin setiap hari bergantian dengan ayah untuk diperdengarkan kepada janin
(2) Meruqyah diri sendiri ketika hamil
(3) Murattal AlQur’an, perdengarkan AlQur’an sepanjang hari di rumah, hindarkan dari musik.

(3) MASA PERINATAL

Saat persalinan dan periode sekitarnya (7-12 hari pasca kelahiran)

Proses pendidikan pada masa ini dilakukan dengan cara :
a. Mengumumkan kelahiran anak (laki – perempuan)
Ini bertujuan untuk menghilangkan tradisi jahiliyah, jika anak perempuan lahir mereka menyembunyikan beritanya bahkan kemudian membunuhnya.

b. Memberi ucapan selamat dan doa keberkahan
Do’a ini merupakan penghormatan dan penghargaan untuk anak.

c. Adzan dan Iqamah
Ibnu Qoyyim meneliti semua hadist tentang adzan dan iqomah yang ternyata semua adalah dhoif/memiliki kelemahan.
Hadist dhoif boleh diamalkan dengan 4 syarat :
1. Melihat tingkat kelemahannya.
Tingkat hadist yang paling dhoif yaitu palsu atau Munkar, hadist ini tidak boleh diamalkan.
2. Tidak bertentangan dengan hadist shahih dalam masalah tersebut
3. Tidak boleh menjadikan ini azas dasar
4. Tidak boleh disandarkan kepada Nabi, tidak boleh mengatakan Rasulullah mengerjakan atau Rasulullah mengatakan.

d. Mentahnik Bayi
Mentahnik dengan kurma atau madu (akan tetapi madu tidak disarankan karena sifat zat madu adalah panas).
Cara mentahnik yaitu pertama ayah mengenyahkan kurma sampai lembut, kemudian diambil dan ditempelkan ke langit-langit mulut anak. Tahnik ini membantu proses menyusu pada anak dan merangsang hormon pengecap.

e. Memberi Nama yang Indah dan Terbaik
Nama-nama yang disukai Allah adalah nama-nama yang ada unsur penghambatan kepadaNya, nama yang paling Allah sukai adalah Abdullah dan Abdurrahman.
Nama yang baik adalah hak anak dan kewajiban orang tua, nama adakah bentuk doa untuk anak. Maka jika nama anak memiliki arti yang jelek gantilah menjadi nama yang baik, seperti yang dilakukan Rasulullah terhadap beberapa sahabat.

f. Melakukan Aqiqah
>> “Setiap bayi tergadai dengan aqiqahnya, disembelihkan (kambing) untuknya pada hari ke tujuh, dicukur dan diberi nama” [HR. Abu Dawud]
Aqisah dilakukan pada hari ke-7, ke-14, ke-21 atau jika tidak mampu sampai ada kelapangan pada orang tuanya.
Untuk anak laki-laki dua dan anak perempuan satu ekor kambing.

>> Mencukur Rambut
>> Bersedekah senilai dengan perak (Rambut bayi ditimbang dan disedekahkan senilai dengan perak)

g. Khitan dan Menindik Daun Telinga Anak Perempuan
>> Sebagian ulama berpendapat bahwa mengkhitan anak dilakukan bersamaan dengan aqiqah saat berusia 7 hari. Sebagian lagi tidak membatasi usia khitan anak.

>> Khitan ini untuk laki-laki dan perempuan, hukumnya sama.
Hikmah mengkhitan bagi perempuan adalah untuk menekan nafsu birahinya.

4. MASA POST NATAL

Masa yang cukup panjang pasca kelahiran. Pertumbuhan dan perkembangan anak setelah hari ke-7 sangat pesat baik secara fisik maupun psikisnya. Perkembangan otak(memori), akal pikiran, nalar logika, emosi psikomotornya.
Pembahasan dibatasi untuk masa pengalihan (2 tahun) :
a. 1hari – 6 bulan : Menyusu ASI eksklusif
b. 6 bulan – 10 bulan : nutrisi dan gizi anak (bubur, susu kambing, sup, suo daging, madu+garam halus, yogurt dan mentega)
c. 10 bulan – 1 tahun : Masa tumbuh Gigi, mulai bicara, mulai berjalan
d. 1 – 2 tahun : Mencontoh dan meniru, persiapan penyapihan.

—————————————-
Proses pendidikan selanjutnya memasuki masa-masa penting, masa Golden Age(2-15 tahun). Inilah perbedaan dengan teori barat jika mereka hanya membatasi usia Golden Age hanya sampai usia 5 tahun, dalam Islam usia Golden Age berlanjut sampai usia 15 tahun yaitu usia dimana anak laki-laki dan perempuan masuk fase baligh.
Pada masa ini potensi fisik dan psikisnya sudah mulai terbentuk dan tumbuh.

Pembahasan diperinci ke dalam beberapa periode :
a. 2 – 5 tahun : Masa Persiapan
b. 5 – 7 tahun : Masa Pembekalan
c. 7 – 10 tahun : Masa Pembiasaan
d. 10 – 15 tahun : Masa Pembentukan

Bersambung ke bagian ke-2

Ambi Ummu Salman

**untuk menyimak bagianselanjutnya bisa klik di link berikut bagian ke-2

6 Comments

  1. tari January 10, 2018
    • Ambi ummu salman June 16, 2020
  2. Tanti December 3, 2020
  3. Tanti December 3, 2020
    • Ambi ummu salman December 27, 2020

Leave a Reply to Ambi ummu salman Cancel reply