Keluarga di Akhir Zaman

Bismillahirrahmnairrahim..

[Catatan Kuliah Umum Madrasatun Nisa’ bersama Ustadzah Dr. Aan Rohanah, Lc, Ma.Ag]

Tipe Keluarga Akhir Zaman

Allah menggambarkan tipe-tipe keluarga dalam Al-Qur’an, tipe-tipe keluarga tersebut akan ada sampai akhir zaman sehingga dapat menjadi pelajaran bagi keluarga muslim dan mengambil ibroh dari setiap kisahnya.

1. Keluarga Nabi Nuh ‘alaihissalam

a. Suami beriman dan taat kepada Allah (At-Tahrim : 10)

b. Istri berkhianat dan banyak maksiat

c. Ada kegagalan dalam menyiapakan generasi/ pengaruh istri sangat kuat

d. Kebahagiaan yang semu

e. Berpisah di dunia dan di akhirat.

Keluarga Nabi Nuh adalah tipe dengan suami yang shalih namun istrinya banyak melakukan maksiat. Seshalih apapun laki-laki tanpa istri yang shalihah maka akan gagal.

Ciptakan rumah sebagai masjid dan madrasah, rumah yang dapat membawa situasi keshalihan bagi penghuninya sehingga rumah menjadi tempat yang selamat bagi semua keluarga dan melahirkan generasi-generasi yang besar.

Istri Nabi Nuh ‘alaihissalam berkhianat dan banyak melakukan maksiat. Selain itu ia memiliki peran yang dominan kepada anaknya, ia pemiliki pengaruh yang kuat namun pengaruhnya dalam keburukan. Keluarga Nabi Nuh gagal menyiapkan generasi karena pengaruh kuat keburukan ibu karena ibu adalah penanam pertama kebaikan dalam diri anak.

Ingat :

√ sekecil apapun dosa kita dalam rumah tangga jangan pernah disepelehkan, semakin banyak dosa semakin rumah tangga tidak harmonis/ tidak sejalan. Dosa dan maksiat dalam rumah rumah tangga adalah awal kegagalan dalam rumah tangga.

√ Semakin lemah interaksi ibu dengan AlQur’an semakin lemah pengaruh ibu pada anak. Maka semakin lemahlah ia dalam mendidik anak-anaknya.

√ Sebagai seorang ibu kita harus terua introspeksi diri dan memperbaiki diri agar kita menjadi teladan yang baik bagi anak-anak kita. (Al-A’raf :64)

2. Keluarga Nabi Luth ‘alaihissalam

a. Suami beriman dan taat

b. Istri Berkhianat

c. Anak bisa diselamatkan

d. Berpisah di dunia dan akhirat

Keluarga Nabi Luth ‘alaihissalam dengan Nabi Lith sebagai suami yang shalih namun tidak di dukung dengan keshalihan istri. Karena istrinya berkhianat kepada Nabi Luth, bukan berkhianat dalam arti berselingkuh(karena tidak ada istri nabi yang berkhianat dalam hal tersebut), namun istri Nabi Luth berkhianat dalam kemaksiatan dengan mendukung perbuatan kaumnya yang homoseksual. Saat para malaikat datang ke rumah Nabi Luth dengan rupa lelaki yang tampan, maka istri beliau memberikan isyarat kepada kaumnya bahwa ada tamu lelaki yang tampan di rumahnya.

Dua anak Nabi Luth selamat karena pengaruh keshalihan ayahnya yang masih kuat/kokoh.

Saat suami dan istri sudah tidak seirama dalam keshalihan maka hal tersebut bisa menjadi sebeb berpisahnya keduanya bukan hanya di dunia namun juga di akhirat (Qs. Huud :81).

Ingat :

√ Ciptakan rumah yang senantiasa membawa suasana setiap penghuninya agar selalu berlomba dalam kebaikan. Setiap anggota keluarga berlomba dan tolong menolong dalam kebaikan.

3. Keluarga Asiyah

a. Keluarga yang didominasi kejahatan suami

b. Tidak ada peran sinergis antara suami dan istri

c. Istri Beriman yang selalu terdzolimi

d. Istri yang banyak berkorban untuk menyelamatkan generasi

e. Istri yang istiqamah disiksa hingga akhir hayat.

Asiyah adalah istri yang beriman dan shalih luar biasa. Asiyah bertahan dalam rumah tangganya demi mendidik Musa dan melindungi keselamatan Musa. Musa terjaga fitrahnya karena ketegaran seorang ibu dalam keshalihannya.

Keshalihan istri adalah dengan mengokohkan diri dari sebesar apapun ujian yang di hadapinya. Karena sifat seorang ibu dapat menurun kepada anak bahkan melalui ASI ibu tersebut.

Sabar, ikhlas, dan istiqomah adalah modal kita sebagai seorang istri. Kunci seorang ibu agar dapat merasakan nikmat besar di suurga adalah dengan bersabar dalam mendidik anak-anaknya.

4a. Keluarga Single Parent Karena Sebab Tertentu :

a. Karena suami meninggal

b. Karena perceraian :

1). Rumah tangga tidak bisa diselamatkan

2). Memperjuangkan kesetaraan dengan pria (tidak butuh kepemimpinan suami)

3). Single parent karena menghindar dari kepemimpinan suami :

√ Probelum keluarga diatasi sendiri

√ Tidak ada figur ayah

√ Menyalahi sunnatullah (Qs. An-Naba’ :8)

√ Menyalahi sunnah Rasulullah (Qs. An-Naba’ :8)

Ingat :

Salah satu tolak ukur kekokohan rumah tangga adalah keshalihan istri karena istri adalah tiang dalam rumah tangga sebagaimana sebuah negara. Sehingga tidak heran target perusakan generasi adalah dimulai dari wanitanya. Istri yang shalihah akan menjadi tiang yang kokoh dalam keluarga.

Adapan mengenai kesetaraan, bahwasanya laki-kali dan wanita memang tidak akan bisa setara karena keduanya memiliki peran yang berbeda. Laki-laki sebagai pemimpin (qowwam) dan tugas istri adalah melayani suami, taat pada suaminya. Sehingga beban dalam rumah tangga pun memang berbeda, tidak bisa sama. Ketaatan istri kepada suami adalah mutlak kecuali dalam kemaksiatan, istri tidak wajib taat jika suami memerintahkan maksiat.

4b. Keluarga Maryam, Single Parent sebagai Mukjizat (Qs. At-Tahrim :12) :

a. Sebagai mukjizat Nabi Isa ‘alaihissalam

b. Maryam yang suci dipercaya Allah untuk melahirkan Nabi Isa‘alaihissalam tanpa ayah

c. Keluarga sebagai tanda kebesaran Allah

d. Sukses mendidik anak tanpa suami.

Kisah Maryam adalah kisah pengasuhan single parent sebagai mukjizat dari Allah bukan karena maksiat. Maryam adalah wanita yang suci, Maryam menjaga kesuciannya dan disucikan oleh Allah Ta’ala.

Keistimewaan maryam :

√ Menjaga kesuciannya (Silahkan baca dan pelajari lengkap kisahnya dalam AlQur’an)

√ Dengan kekuatan iman Maryam siap melaksanakan perintah Allah apapun resikonya. Kualitas seorang ibu ditentukan dari keimanannya.

Ingat :

Jadilah wanita yang sabar dalam keimanan dan bertahan dalam kesucian. Jangan pernah berkhianat apalagi berselingkuh pada suami (jaga kesucian diri lahir dan batin).

Dampak Keluarga Tidak Islami

Menyebabkan banyak kerusakan di muka bumi :

√ Survey Komnas Anak 2010, kepada rema usia SMP dan SMA di 12 propinsi

a. 97% pernah melihat film porno

b. 66% bergantung pada HP

c. 93,7% pernah berciuman

d. 62,7% pernah aborsi (SMA)

√ Kompasiana.com, Dwi Noer : 62% remaja SMP/SMA tidak perawan.

√ Kompasiana.com, Rumah belajar : 63% remaja di Indonesia melakukan seks pra nikah

√ KPAI, tahun 2010 : 62,7% remaja mengaku tidak perawan

√ Survey BKKBN tahun 2010, remaja yang kehilangan keperawannya : Jabodetabek 51%, Surabaya 54%, Medan 52%, Bandung 47%, dan Yogyakarta 42%.

Tahun 2013, 64 juta remaja rentan memiliki perilaku seks bebas

√ M.cnnindonesia.com : Mayoritas remaja terancam LGBT

√ Republika.co.id : Mayoritas remaja terancam LGBT

√ www.viva.co.id, nasional : Sumatera Barat daerah terbanyak di Indonesia yang dihubi oleh kelompok lesbian.

[ Masih banyak lagi data yang dipaparkan oleh Ustadzah Aan Rohanah yang ditampilkan terkaot kenakalan remaja, angka perceraian,dll. Namun mohon maaf tidak semua saya tampilkan ulang disini]

Keluarga Islami

Contoh keluarga terbaik yang dikisahkan dalam AlQur’an salah satunya adalah keluarga Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.

Keluarga Nabi Ibrahim ‘alaihissalam :

1. Membangun keluarga atas dasar takwa

2. Berkeluarga itu ibadah

3. Sabar mengatasi berbagai masalah (14 :37), (2 : 124), (37 : 102)

4. Memprioritaskan kebahagiaan keluarga

5. Mempersiapkan generasi terbaik

6. Menikmati keunikan keluarganya.

6. Bahagia Dunia dan Akhirat (13 : 19-24)

Suami adalah murabbi dalam keluarga, ia menjadi guru pertama bagi istrinya. Suami yang pandai mendidik istri akan menghasilkan istri yang pandai mendidik anak-anaknya.

Belajar dari keluarga Nabi Ibrahim, sebagai suami dan isti kita harus senantiasa tolong menolong dalam ketaatan dan tolong menolong dalam kebaikan.

Allah akan memberikan karunia yang besar dan luar biasa sebagai hasil dari pengorbanan kita dalam ketaatan. Sebagaimana Sarah yang mendapatkan karunia anak di usianya yang sudah tidak muda lagi sebagai buah dari kesabaran dan pengorbanannya dalam memprioritasnya kebahagiaan keluarganya. Begitu pula Hajar dan bersabar ketoka ditinggalkan di padnag yang tandus namun ia tetap bersabar dalam ketaatannya kepada Allah.

Nabi Ibrahim ‘alaihissalam merupakan contoh dalam mempersiapkan generasi tebaik sehingga ia mendapatkan gelar sebagai bapak para nabi (Abul anbiya’). Kuncinya adalah bagaimana agar kebaikan itu harus diwariskan kepada anak keturunan kita.

Bagaimana mempersiapkan generasi tebaik :

1. Bangun keluarga dalam kerangka ibadah kepada Allah dengan dasar takwa

2. Memiliki visi dan mendidik anak

3. Dekatkan anak dengan AlQur’an dimulai dari interaksi ibu dengan AlQur’an (mulai dari sejak awal kehamilan, minimal ibu bisa khatam 3x dalam sebulan)

4. Persiapkan anak menjadi generasi AlQur’an.

Mendidik anak itu cukup tumbuhkan anak rasa cinta dengan AlQuran maka akan semakin mudah dalam mendidik yang lainnya.

5. Mulai keberkahan keluarga dari pagi hari, memulai aktifitas kebaikan sebelum subuh hari

6. Nikmati perbedaan/keunikan pasangan

7. Ingat : Kesenangan di akhirat diperoleh dengan banyak pengorbanan di dunia.

8. Ayah dan Ibu sebagai Qudwah. Orangtua shalih melahirkan generasi shalih (mulai dari keshalihan orang tua, QS. Ath-Thur :21)

9. Suami dan Istri yang kuat dalam kebaikan dan melahirkan anak yang kuat dalam kebaikan (inilah warisan terbaik untuk anak).

10. Menyiapkan lingkungan yang baik dan memilih teman yang shalih

11. Mengisi waktu anak untuk berbagai kegiatan dan berkarya sejak remaja.

Allahu a’lam..

Ambi ummu salman

(Resume Kuliah Umum Madrasatun Nisa’, Masjid Baitul Kamal Balaikota Depok, 29 Juli 2018)

Add Comment