Amal Ibarat Garam, Adab Ibarat Tepung

Bismillahirrahmanirrahim…

Ajaran Islam secara keseluruhan mengandung kebaikan bagi setiap Muslim, baik dalam urusan dunia maupun agamanya. Islam memerintahkan setiap perkara yang membawa kebaikan bagi seseorang muslim pada badan, akal, agama, harta, kesehatan, maupun yang lainnya. Maka barangsiapa yang menerapkan seluruh ajaran Islam niscya akan menjadi baiklah kehidupannya di dunia, sedangkan di akhirat kelak mereka termasuk orang-orang yang beruntung. Pada saat yang sama, sesungguhnya dia pun telah beradab dengan adab Islam, karena adab Islam merupakan buah dari penerapan syari’at dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang pertama dan teladan setiap Muslim. Beliau mengaplikasikan semua ajaran islam tersebut dari yang kecil hingga yang besar dalam bentuk Adab-Adab syar’i sehingga di puji oleh Allah sebagai orang yang berbudi pekerti agung.
Allah Subhanahu wa ta’ala memuji beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Qs. Al-Qolam: 4).

Ibnu Sirin berkata : “Para Salaf mempelajari adab sebagaimana mereka mempelajari ilmu.

Seorang salaf berkata pada anaknya : “Wahai anakku, engkau mempelajari satu bab tentang adab lebih aku sukai daripada engkau mempelajari tujuh puluh bab ilmu.”

Mukhallad bin Al Husain berkata kepada Ibnul Mubarak : “Kami lebih membutuhkan banyak adab daripada banyak hadist.”
Dan Ibnu Mubarak juga berkata : “Aku mempelajari adab selama 30 tahun dan aku mempelajari ilmu selama tiga puluh tahun dan aku mempelajari ilmu selama dua puluh tahun. Adalah para salaf mempelajari adab, baru kemudian ilmu.”

Imam Malik pernah menuturkan, “Dahulu Bundaku biasa memakaikan imamah (sorban) kepadaku.” Lali beliau berakta: “Ayo pergi ke Robi’ah, belajarlah adab darinya sebelum engkau mengambil ilmunya.”

Al Qarafi Berkata dan kitabnya, ketika menjelaskan kedudukan adab: “Ketahuilah bahwasanya sedikit adab lebih baik daripada banyak amal. Oleh karena itulah, Ruwayyim seorang alim yang shalih berkata kepada anaknya: ‘Wahai anakku, jadikanlah amalmu ibarat garam dan adabmu ibarat tepung. Yakni, perbanyaklah adab sehingga perbandingan banyaknya seperti perbandingan tepung dan dan garam dalam suatu adonan. Banyak adab dengan sedikit amal shalih lebih baik daripada amal dengan sedikit adab.

Mengingat begitu penting adab dalam pendidikan para generasi salaf, maka seperti itulah harusnya kita memposisikannya pada generasi saat ini. Kembali kepada kejayaan Islam berarti kita harus kembali meningingat bagaimana dahulu generasi salaf dididik.

Sehingga disaat usia dini hal yang jauh lebih penting dari sekadar mengajarkan agar anak kita bisa membaca, menulis dan segala aktivitas menumbuhkan kreativitas mereka. Dua hal yang penting mulai melakukan penguatan aqidah dan pembiasaan adab.
Dalam masa usia dini anak akan lebih mudah diarahkan, karena mereka masih seperti spons yang menyerap setiap informasi dari kita. Jadi alangkah baiknya jika kita mulai dengan menjaga fitrah keimanan anak kita dengan pengajaran aqidah dan membiasakannya dengan adab. Bukan berarti mengesampingkan kreativitas seperti yang banyak kita kejar sekarang, tapi apalah arti kreativitas jika tidak dihiasi dengan kekokohan iman dalam hati anak kita.
Karena Aqidah yang benar akan memancarkan akhlak yang mulia.

Adab sebelum ilmu..
Ilmu sebelum amal…

Semoga Allah senantiasa karuniakan Taufik kepada kita agar dapat mendidik anak-anak kita dengan jalan yang diRidhoiNya..Aamiin..

Allahu a’lam..

Ambi Ummu Salman
Depok, 09/01/17

Add Comment