Bismillahirrahmanirrahim…
10 Pelajaran Pendidikan dalam Surat Al Fatihah
Disampaikan oleh: Ustadz Budi Ashari, Lc
Al Fatihah adalah pembuka dari Al-Qur’an. Maka pembahasan kita akan dibuka dengan membahas Al Fatihah sebagai pembuka dari ilmu.
Mengapa Al-Fatihah?
1. Al fatihah meringkas seluruh isi Al-Qur’an. Dari 113 surat di ringkas menjadi 7 ayat.
2. Al Fatihah menjadi satu-satunya surat Al-Qur’an yang menjadi penentu sahnya sholat. Tanpa membaca Al Fatihah tidak sah sholat kita, namun sebaliknya dengan membaca Al Fatihah saja tanpa membaca surat lainnya sholat kita tetap sah.
3. Al-Fatihah menjadi satu-satunya surat yang dipuji lansung oleh Allah dalam Al-Qur’an. Dan Rasulullah pun banyak sekali memuji surat ini.
Menapa kita hubungkan Al-Fatihah dengan pendidikan?
Al Quran di turunkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam di muka bumi untuk menghilangkan kejahiliyahan. Kejahiliyaan yang terjadi saat itu merata di seluruh permukaan bumi dan kejahiliyaannya pun di lakukan oleh sistem.
Para ulama Tafsir mengatakan bahwa Al Quran mempunyai dua urutan:
1. Tartibun nuzul (Urutan turun surat Al-Qur’an). Yang dimulai dengan surat Al-Alaq dan seterusnya.
2. Tartibul mushaf (urutan surat dalam Al-Qur’an). Dimulai dari surat Al-Fatihah sampai dengan an-nas.
Untuk urutan ada dua makna yaitu urutan surat dan urutan ayat. Untuk urutan ayat, ada surat-surat yang ayatnya diturunkan secara bertahap dan ada yang diturunkan lansung secara keseluruhan.
Untuk urutan ayat atau posisi letak ayat, setiap kali menurunkan ayat Rasulullah selalu diarahkan oleh malaikat jibril ‘alaihissalam (Tauqifi).
Ketika kita membuka Al Quran, permulaannya adalah Al Fatihah. Disini kita mendapati betapa pentingnya Al Fatihah itu untuk pendidikan masyarakat.
Setiap muslim, dia harus menghafal Al Fatihah karena ia menjadi salah satu penentu sahnya sholat kita.
Kita diwajibkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala utk membaca Al Fatihah setiap hari dan paling banyak.
Kita harus merenungkan mengapa, apa tujuannya?
Kita diminta berulang-ulang lisan dan telinga kita basahi dengan Al Fatihah.
Pendidikan kita hari ini semakin hari semakin gersang, melahirkan hidup yang kering, melahirkan generasi yang materialistis dan dunia tidak di dapati maksimal.
Inilah 10 pelajaran pendidikan dari surat Al-Fatihah:
1. Kita harus memulai pendidikan kita dengan nama Allah Ta’ala. Sebagaimana Al Fatihah yang dibuka dengan kalimat bismillahirrahmanirrahim.
Al-Qur’an berdasarkan urutan turun dan urutan surat ruhnya sama, dimulai dengan menyebut nama Allah.
Surat Al Alaq dimulai dengan iqro’ bismirobbik.
Ilmu yang dimulai dengan menyebut nama Allah subhanahu wa ta’ala.
Kalau mau menghilangkan kejahiliyaan caranya adalah dengan ilmu. Yaitu ilmu yang dimulai dengan bismirabbik dan bismillahirrahmanirrahim.
Maka kita harus mendidik generasi dengan ilmu harus yang didahului dengan asma Allah.
Pendidikan ini tidak akan berhasil tanpa menyebut nama Allah, jangan ada keangkuhan dalam berilmu, karena diatas semua yang berilmu ada Al Alim, Allah yang Maha Mengetahui.
2. Di dalam bismillah kita dikenalkan tentang Allah terlebih dahulu sebelum dikenalkan dengan yang lain.
Allah memiliki asmaul husna (99 nama) yang dengan asmaul husna itu Allah perkenalkan siapa dirinya.
Dari surat Al Fatihah ini kita mendapati bahwa asma Allah yang pertama Allah dikenalkan kepada kita adalah Ar rahman dan Ar rahim.
Allah menyebut dirinya Rabbul Alamin dan manusia yang diutus disebut Rasul Rahmatan lil alamiin. Islam adalah rahmat bagi seluruh alam, agama yang penuh dengan kasih sayang bagi seluruh alam semesta. Islam ini sangat ditunggu ajarannya bahkan oleh kaum non muslim. Sejatinya sifat jujur, amanah, senyum, tawadhu’, kesemua itu adalah konsep Islam. Semua ada dalam ajaran islam yang rahmatan lil alamiin.
3. Kita harus senantiasa bersyukur atas segala nikmat Allah dan mendidik generasi yang pandai bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’la.
Ketika ilmu tidak cukup menasehati maka ilmu harus berubah menjadi hikmah.
Selalu merasakan nikmat Allah yang melimpah akan melahirkan hikmah dan syukur. Sebagaimana dalam surat Luqman ayat 12,
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا لُقْمَٰنَ ٱلْحِكْمَةَ أَنِ ٱشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌ
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.
Sebagaimana kondisi yang kita hadapi saat ini, masihkah kita mampu merasakan kenikmatan Allah dalam kondisi pandemi saat ini?
Inilah saatnya melahirkan generasi yang pandai bersyukur kepada Allah, generasi yang mampu mengucapkan hamdalah meskipun dalam keadaan yang sulit.
Keadaan seperi inilah yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika melihat (mendapatkan) sesuatu yang dia sukai, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan,
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
‘[Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihat] Segala puji hanya milik Allahyang dengan segala nikmatnya segala kebaikan menjadi sempurna.’
Dan ketika beliau mendapatkan sesuatu yang tidak disukai, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan,
الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ
‘[Alhamdulillah ala kulli hal] Segala puji hanya milik Allah atas setiap keadaan’.” (HR. Ibnu Majah)
4. Dalam hal kurikulum, ambillah langsung pada Allah Rabbul alamin. Jadilah kalian orang yang Rabbani
5. Rabbul alamiin memiliki makna tabiyah. Dan isi kurikulum tarbiyahnya adalah:
1. tarbiyatul aqidah (arrahmanirrahim, malikiyaumiddin).
2. Tarbiyatul ibadah (iyyaka na’budu)
3. Tarbiyatul akhlak (iyyaka nastain).
Poin pertama adalah tabiyatul aqidah, pendidikan aqidah ini harus dilakukan sejak dini. Contohnya kisah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan Ibnu abbas saat usianya delapan tahun.
Rasulullah memberikan nasehat dan talqin aqidah kepada Ibnu Abbas secara lansung yang menjadi pelajaran mahal bagi kita semua.
“Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Kenalilah Allah ketika senang, maka Dia akan mengenalmu ketika susah. Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah bahwa pertolongan itu bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan, dan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.” (HR. At Tirmidzi)
6. Tarbiyatul Ibadah (Pendidikan Ibadah), ini menjadi isi kurikulum yang kedua. Membangun ibadah hingga bisa khusyu’ menikmati ibadah kita.
Suatu ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Bilal bin Rabah, ”Ya Bilal, arihni bish-shalati” (Wahai Bilal istirahatkan aku dengan shalat)”.
Ibadah shalat bak waktu istirahat yang ditunggu-tunggu manusia. Bila shalat sudah menjadi kebutuhan, maka seorang muslim akan senantiasa melakukan shalat secara khusyuk.
7. Tarbiyah akhlak. Nilai akhlak yang dibangun pertama dan utama adalah akhlak kepada Allah Ta’ala. Akhlak adalah buah dari ibadah dan buah dari aqidah juga adalah akhlak.
8. Doa (ihdinassirotol mustaqim). Ini adalah doa pertama dalam Al-Qur’an. Kita memerlukan doa disepanjang kita mendidik generasi, dan ini adalah doa yang utama, agar kita tetap dijalan yang lurus.
Allah mengabulkan doa orang-orang yang beriman. Mintalah kepada Allah untuk dibantu dan ditutupi kekurangan kita dalam mendidik generasi.
Doa mampu menyelasaikan sesuatu yang tidak bisa diselesaikan akal maupun fisik.
Allah yang menciptakan sebab akibat, Allah mampu menghasilkan akibat tanpa adanya sebab.
9. Hasil dari pendidikan
Ada 3 jenis manusia:
1. Manusia yang diberi nikmat
2. Manusia yang dimurkai, yaitu orang yang mempunyai ilmu tapi tidak diamalkan.
3. Manusia yang sesat, yaitu manusia yang beramal tanpa ilmu.
Alat ukur atau kunci dari ketiganya adalah ilmu dan amal.
10. Pendidikan dengan pola dan keteladanan. Lihatlah orang-orang terdahulu. Lihatlah melalui sejarahnya, baca sejarah karena dari sejarah kita mendapatkan dua hal tersebut, kita akan belajar pola dan juga belajar keteladanan.
Karena pendidikan yang paling efektif adalah dengan menghadirkan sosok.
Allahu a’lam…
Ini adalah resume kajian 2 Jam bersama Ustadz Budi Ashari, Lc yang diselenggarakan oleh Masjid Al Irsyad Surabaya pada tanggal 17 Januari 2021
Peresume: Ambi Ummu Salman (Bila ada kesalahan dalam pencatatan murni dari saya pribadi, semoga bermanfaat)