KISAH IBUNDA NABI MUSA DALAM AL-QUR’AN

Bismillah…

PROLOG

Melihat kebesaran Ibunda Nabi Muda sangatlah muda, karena kita dapat melihat dari sejarah kebesaran putranya yaitu Nabi Musa Alaihissalam.
Karena dibalik anak yang hebat ada ibu yang hebat.
Kebesaran Nabi Musa tergambar dalam AlQur’an, kisahnya paling banyak disebutkan dalam AlQur’an.

Ia adalah Nabi yang hebat dan diimani oleh semua Agama seperti Nabi Ibrahim Alaihissalam ( 3 Agama terbesar mengimani Nabi Musa sebagai utusan Allah Ta’ala)

Perjalanan hidup Nabi Musa hampir sama dengan perjalanan hidup Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.
1. Ayahnya meninggal saat ia masih dikandungan, dan ia terpisah dengan Ibundanya sejak kecil.
2. Fakir kemudia kaya
Nabi Muhammad kaya setelah menikah dengan Ibunda Khadijah, dan Nabi Musa menjadi kaya setelah menikahi putri Nabi Syu’aib.
3. Memiliki Fir’aun pada masanya masing-masing (Fir’aun pada zaman Rasulullah adalah Abu Jahal)
4. Diutus pada masyarakat yang ummy

KISAH IBUNDA NABI MUSA DALAM AL-QUR’AN

Ibunda Nabi Musa ini disebut dalam surat Al Qashas dan surat Thaha.
Al Qasas : 7 – 12
Thaha : 38 – 39
Thaha : 94

Qs. Al Qasas :7

وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ أُمِّ مُوسَىٰ أَنْ أَرْضِعِيهِ ۖ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِي ۖ إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ

Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.

Musa lahir ditahun dimana Fir’aun membunuh setiap bayi yang lahir dari kalangan Bani israil.

Fir’aun bukanlah nama melainkan gelar, seperti pula Abu Lahab yang bukan nama. Ini bertujuan untuk penisbatan, yang menjadi pelajaran bagi setiap zaman. Kisah ini berlaku bagi manusia yang berperilaku seperti Fir’aun dan Abu Lahab.

Mengapa Musa lahir ditahun bayi Bani Israil dibunuh?
Allah menginginkan Nabi Musa belajar dari dalam kerajaan Fir’aun, seandainya ia lahir ditahun sebelumnya ia tidak akan tahu situasi politik dalam kerajaan Fir’aun.
Begitu pula Rasulullah, ia lahir di tengah kebesaran kaum Quraish, dalam keluarga Bani Hasyim.

Mari kita Perhatikan bersama kisah ini..

وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ أُمِّ مُوسَىٰ

Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa..
Allah mewahyukan kepada Ibunda Musa (Ibunda Musa bukan Nabi meskipun ia mendapat wahyu dari Allah).

Ada perbedaan pendapat tentang bagaimana ilham itu disampaikan :
1. Ilham disampaikan dengan bisikan hati/keinginan hati
2. Melalui malaikat Jibril (karena ayat tersebut bercerita detail bagaimana proses pemberian wahyu kepada Ibunda Nabi Musa)

….أَنْ أَرْضِعِيهِ ۖ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ

…..Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil).

Wahyu yang diberikan kepada Ibunda Musa adalah “susuilah ia, kalau kamu takut maka lemparkan ia ke laut…”

Kemudian mari kita tengok Surat Thaha Ayat 38-39

إِذْ أَوْحَيْنَا إِلَىٰ أُمِّكَ مَا يُوحَىٰ

38. yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan,

أَنِ اقْذِفِيهِ فِي التَّابُوتِ فَاقْذِفِيهِ فِي الْيَمِّ فَلْيُلْقِهِ الْيَمُّ بِالسَّاحِلِ يَأْخُذْهُ عَدُوٌّ لِي وَعَدُوٌّ لَهُ ۚ وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِنِّي وَلِتُصْنَعَ عَلَىٰ عَيْنِي

39. Yaitu: “Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir’aun) musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku,

فَأَلْقِيه(AlQosos:7)ِ = فَاقْذِفِيهِ (Thaha:39)

Memiliki arti yang sama yaitu melemparkan

فَأَلْقِيه :

melempar untuk diambil kembali (wahyu ini diterima saat hamil)

فَاقْذِفِيهِ :

melempar tapi tidak punya keinginan untuk mengambil kembali (bayi musa sudah lahir)

Dua ayat ini saling melengkapi kisah ini, jadi ini adalah rangkaian peristiwa :
Ketika telah lahir bayi Musa dimasukkan ke dalam peti, peti itu diletakkan di sungai dan diikat dengan tali. Jika waktu menyusui ibunda Musa menarik talinya kemudia menyusuinya. Dan pada suatu ketika Allah berkehendak talinya lepas dan peti tersebut hanyut.

وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِي…

Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati…

Apa beda takut dan sedih?
Takut : untuk diri sendiri dan untuk sesuatu yang akan terjadi
Sedih : untuk orang lain dan untuk yang telah terjadi.

Dalam Ayat 7 ini Allah menyampaikan 2 perintah, 2 larangan, dan 2 berita gembira kepada Ibunda Musa.
2 perintah : Susuilah dan lemparlah
2 larangan : jangan takut dan jangan sedih
2 kabar gembira : Kami (Allah) akan mengembalikan Musa kepangkuanmu dan akan menjadikan Musa sebagai Rasul.

Hikmah :
1. Allah memberi perintah kepada kita, apabila kita taat pada perintahnya maka Allah akan menjamin hilangnya rasa takut dan sedih kita.

Awal kebesaran Nabi Musa berawal dari perintah menyusui pada Ibundanya.
Menyusui anak adalah salah satu peran ibu dalam pendidikan anak. Banyak dari kita bingung nanti anakku akan jadi apa.
Susui anak kita dan mainkan peran kita sebagai ibu, Maka Allah yang akan menjadikan anak kita besar.

Maka, awal kebesaran generasi adalah dimulai dari peran ibu menyusui anaknya.

2. Diantara peran ibu untuk anaknya adalah mendidik agamanya.
Allah yang akan menjadikan anak kita menjadi apa. Jika kita belajar dari orang-orang besar yang shalih (para shalafussalih) maka kita akan melihat peran besar ibundanya dalam pendidikan agama.
Salah satu contohnya adalah kisah Imam malik, dahulu saat kecil imam malik bercita-cita menjadi artis. Ketika ditanya sang ibunda mengapa ia ingin menjadi artis, imam malik menjawab karena ia ingin terkenal. Maka Ibunda Imam Malik mengatakan pada Imam Malik kecil, jika engkau menjadi ahli agama engkau akan lebih terkenal dari pada menjadi seorang artis. Lihatlah betapa besar peran motivasi dari seorang ibu.

QS. Thaha :39

أَنِ اقْذِفِيهِ فِي التَّابُوتِ فَاقْذِفِيهِ فِي الْيَمِّ فَلْيُلْقِهِ الْيَمُّ بِالسَّاحِلِ يَأْخُذْهُ عَدُوٌّ لِي وَعَدُوٌّ لَهُ ۚ وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِنِّي وَلِتُصْنَعَ عَلَىٰ عَيْنِي

39. Yaitu: “Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir’aun) musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku,

√ Musa diletakkan dalam kotak bukan peti tapi Allah sebut dalam AlQur’an sebagai peti mati.

فِي التَّابُوتِ : di dalam peti

Hal ini dikarenakan Musa saat itu seperti orang mati karena ia bayi yang belum bisa apa-apa, apabila ia hanyut dan tenggelam maka ia tidak bisa melakukan apapun untuk menyelamatkan dirinya.

يَأْخُذْهُ عَدُوٌّ لِي وَعَدُوٌّ لَهُ
supaya diambil oleh (Fir’aun) musuh-Ku dan musuhnya.

√ Allah sudah memberi tahu Ibu Musa bahwa yang akan mengambil bayinya adalah calon musuh Musa dan Musuh Allah.

Walaupun mengetahui ini tetapi Ibunda Musa tetap TAAT.
Maka Allah berikan hadiah pada ibunda Musa, Allah lemparkan cintaNya kepada Nabi Musa.
(Seorang Ibu yang taat pada perinta Allah, dan Anak yang memanen hasilnya).

Hikmah :
1. Didiklah Anak kita agar dicintai Allah. Ketika seseorang dicintai Allah, maka Allah akan buat seluruh semesta ini mencintainya. Bahkan Allah jadikan musuhnya menjadi jalan keselamatan baginya.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah r.a:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُولُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ. (رواه البخاري)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: Sesungguhnya Allah Ta’ala jika mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil malaikat Jibril dan berkata: “Wahai Jibril, aku mencintai orang ini maka cintailah dia!” Maka Jibrilpun mencintainya, lalu Jibril mengumumkannya kepada seluruh penduduk langit dan berkata: “Wahai penduduk langit, sesungguhnya Allah mencintai orang ini, maka cintai pulalah dia oleh kalian semua, maka seluruh penduduk langit pun mencintainya. Kemudian orang itu pun dicintai oleh segenap makhluk Allah di muka bumi ini.” (HR. Bukhari)

Ketika Allah SWT mencintai hambanya, Allah yang maha tinggi tidak hanya cukup mengatakan aku cinta kepada orang ini! Tapi Allah umumkan kepada seluruh penjuru makhluk-Nya! Apa kata Allah dalam hadis tadi?

“إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ”

Wahai Jibril, aku mencintai orang ini maka cintailah dia, lalu jibril pun mengumumkannya kepada seluruh makhluk di langit!”

فَيَقُولُ (جبريل): إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ.

Maka Jibril pun mengumumkan kepada seluruh penduduk langit, para malaikat, para nabi, para wali Allah dari kalangan jin dan manusia, “Sesungguhnya Allah telah mencintai orang ini, maka cintai pulalah dia oleh kalian semua! Kemudian orang itu pun menjadi dicintai segenap makhluk Allah di muka bumi ini.

Jika seseorang telah dicintai oleh Allah, maka hidup ini terasa tenang, damai, dan tentram penuh kasih sayang, perlindungan dan rahmat-Nya Ta’ala. Apa yang diminta akan diberi, apa yang diinginkan akan terkabul. Segala kebutuhannya akan dipenuhi, dan diakhirat mendapatkan ridho dan perlindungan-Nya dari siksa api neraka.

2. Anak kita mungkin punya kekurangan, tapi kekurangan itu tidak akan berarti jika anak kita dicintai Allah. Allah yang akan menyempurnakannya.
Kita bisa lihat pada kisah Nabi Musa, Musa Alaihissalam memiliki emosi tinggi (tempramen) hingga menyebabkan lidahnya keluh dan tidak fasih bicara. Tapi Ia tetap bisa menjadi manusia yang sempurna.

QS. Al Qasas : 8

فَالْتَقَطَهُ آلُ فِرْعَوْنَ لِيَكُونَ لَهُمْ عَدُوًّا وَحَزَنًا ۗ إِنَّ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا كَانُوا خَاطِئِينَ

8. Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir’aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir’aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.

√ Kesedihan menyebabkan runtuhnya kerajaan Fir’aun, dikarenakan Fir’aun mendidik anak yang salah.

QS. Al Qasas : 9

وَقَالَتِ امْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِي وَلَكَ ۖ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَىٰ أَنْ يَنْفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ

9. Dan berkatalah isteri Fir’aun: “(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak”, sedang mereka tiada menyadari.

Ketika Istri Fir’aun mengatakan ini, Fir’aun dalam hati mengatakan bahagia untukmu tapi tidak untukku. Akhirnya Allah benar-benar jadikan Musa kesedihan bagi Fir’aun (Kisah lengkapnya bisa dibaca di catatan kisah Istri Fir’aun)

Terkadang yang membuat kita bahagia atau tidak adalah lisan kita sendiri.

Terkadang yang membuat kita bahagia atau tidak adalah lisan kita sendiri.

QS. Al Qasas : 10

وَأَصْبَحَ فُؤَادُ أُمِّ مُوسَىٰ فَارِغًا ۖ إِنْ كَادَتْ لَتُبْدِي بِهِ لَوْلَا أَنْ رَبَطْنَا عَلَىٰ قَلْبِهَا لِتَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ

10. Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah).

Ibu Musa hampir mengatakan bahwa bayi itu adalah anaknya, tapi Allah ikat hatinya(diikat dengan iman) sehingga tidak terjadi.

فُؤَادُ : hatinya kosong, pikirannya kosong selain memikirkan musa

Pelajaran :
√ Jangan meninggalkan ibu kita tanpa izin, karena seorang ibu yang kehilangan anaknya pikirannya akan kosong terhadap dunia.
√ Jika kita galau atau bersedih berdoalah, memintalah pada Allah agar Allah mengikat hati kita dengan iman.

QS. Al Qasas : 13

فَرَدَدْنَاهُ إِلَىٰ أُمِّهِ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ وَلِتَعْلَمَ أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

13. Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.

Puncak kebahagiaan seorang wanita adalah ketika ia dapat mendidik anaknya. Maka fokuslah nendidik anak kita agar ia menjadi Qurrota a’yun.

QS. Thaha :89

قَالَ يَا ابْنَ أُمَّ لَا تَأْخُذْ بِلِحْيَتِي وَلَا بِرَأْسِي ۖ إِنِّي خَشِيتُ أَنْ تَقُولَ فَرَّقْتَ بَيْنَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَمْ تَرْقُبْ قَوْلِي

94. Harun menjawab’ “Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): “Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku”.

Nama Ibu Musa kembali disebut ketika Nabi Musa telah berhasil membawa Bani Israil keluar dari Mesir.
Yaitu ketika Bani Israil menyembah patung sapi.
Musa marah kepada saudaranya Harun, lalu kemudian Nabi Harun menyebut nama Ibu mereka, seketika itu kemarahan Nabi Musa redah.

Pelajaran :
Inilah ibu, ia memiliki peran besar dalam pembentukan diri anak. Bahkan ketika sang ibu tidak ada di dekatnya.

Allahu a’lam

Ambi Ummu Salman
Depok, 05.06.17

*Resume kajian Dauroh Wanita dalam AlQur’an di masjid Darussalam, dengan Pemateri Ustadz herfi Ghulam Faizi, Lc.

Add Comment