KISAH HANNAH BINTI FAQUDZ (ISTRI IMRAN)

Bismillahirrahmanirrahim…

KISAH HANNAH BINTI FAQUDZ (ISTRI IMRAN)

Slide1.JPG

PROLOG

Kisah istri Imran ini terdapat dalam AlQur’an surat Ali Imran ayat 33-38.
Setiap surat dalam Al-Qur’an memiliki tujuan dan tema besar.
Mengapa ayat ini diletakkan di surat ini, mengapa beberapa kisah diletakkan pada surat-surat yang berbeda. Contohnya seperti kisah Musa yang diletakkan dalam beberapa surat, peletakan ini disesuaikan dengan ruh dan tujuan surat tersebut. Dan ada pula ayat yang berisi kisah yang berulang atau sama jika sekilas dibaca, namun jika ditadabburi maka diketahui bahwa isinya tidak sama. Setiap surat memiliki tema berbeda sehingga makna atau maksud ayat tersebut juga berbeda.

Bagaimana dengan kisah keluarga Imran dalan surat Ali Imran?

Surat Ali Imran termasuk dalam surat yang panjang terdiri dari 200 ayat. Kisah keluarga Imran masuk dalam surat Ali Imran ini karena sesuai dengan ruh dan tujuan besar dari surat ini, jadi bukan hanya sekedar karena namanya yang sama.
Surat ini berbicara tentang Tauhidullah, dari 200 ayat lebih dari 100 ayat yang isinya mendebat orang Nashrani.
Kisah masyarakat Nasrani Najran yang datang kepada Rasulullah, mereka adalah ahli ilmu dan mereka datang dengan tujuan untuk mendebat Rasulullah tentang ilmu Ketuhanan.
Maka Allah turunkan surat Ali Imran untuk membantah satu per satu pendapat mereka.
Allah bantah pendapat mereka bahwa Nabi Isa adalah manusia biasa, bukan manusia Ajaib atau Anak Tuhan seperti yang mereka sangkakan, karena perumpamaan penciptaan nabi Isa sama seperti penciptaan Nabi Adam. (Qs.Ali Imron : 59).
Ini adalah bantahan terhadap keyakinan yang salah, yang menegaskan bahwa Allah sebagai satu-satunya illah (sesembahan). Untuk itu dikisahkanlah kepada orang-orang Nashrani tersebut kisah keluarga Isa, dimulai dari kisah Imran dan keluarganya. Untuk menegaskan bahwa yang mereka anggap Tuhan hanyalah manusia biasa.
Allah ingin menunjukkan kekuasaanNya bagi semua makhlukNya, ketika Allah menciptakan Adam tidak melalui seorang laki-laki maupun wanita, dan menciptakan Isa melalui seorang wanita tanpa laki-laki, sedang Allah menciptakan manusia lainnya melalui wanita dan laki-laki.
Namun orang nashrani tersebut tetap ngotot pada pendapatnya (ahli ilmu yang mendapat kebenaran tetapi tidak mengakuinya, padahal ia tahu kebenaran tersebut maka sesungguhnya ia sedang diperdaya nafsunya sehingga tidak mau menerima kebenaran tersebut) . Akhirnya AlQur’an mengajari Muhabalah (Muhabalah adalah cara paling akhir dan berbahaya untuk membuktikan kebenaran).
Allah memerintahkan Rasulullah untuk ber-Muhabalah dengan siapa saja yang menentang kebenaran mengenai diri Isa setelah datangnya penjelasan firman Allah. (QS. Ali Imran :61).
Pada akhirnya orang Nashrani Najran tidak mau bermuhabalah dan mereka tidak mau masuk islam, mereka memilih untuk membayar jizyah.

Di dalam surat Ali Imran Allah memastikan keluarga Imran adalah keluarga yang sangat dekat dengan Allah. Keluarga yang menghamba pada Allah, lalu mengapa Isa ‘Alaihisalam kalian sembah padahal ia juga seorang hamba Allah (bantahan untuk orang Nashrani).

PEMBAHASAN KISAH ISTRI IMRAN (Qs. Ali Imran :33-38)

QS. Ali Imron ayat 33 :
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran melebihi segala umat (pada masa masing-masing).”

Ini adalah ayat pembukaan sebelum bertutur tentang kisah wanita shalihah (istri Imran). Puncak dari orang yang beriman adalah para Nabi dan Rasul. Di deretan nama tersebut semuanya adalah Nabi kecuali Imran, yang menurut para ahli ilmu bahwa ia bukanlah seorang Nabi dan Rasul. Berarti Imran adalah orang yang istimewa dan luar biasa, sehingga ia disandingkan atau disejajarkan dengan para Nabi.

QS. Ali Imran ayat 34 :
“(sebagai) satu keturunan, sebagiannya adalah (keturunan) dari sebagian yang lain. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

Ayat ini membahas tentang keshalihan yang turun temurun, dijamin keshalihannya dari setiap keturunan. Di ayat 33 Imran dan Ibrahim disebut keluarganya, Imran keluarga biasa bukan keluarga Nabi dan Rasul tapi Ia disejajarkan dengan keluarga Nabi dan Rasul.

Hal ini menjadi pelajaran penting bagi kita, bahwa :
1. Mengurusi keluarga membuat kita dimuliakan Allah setinggi-tingginya jika kita berhasil membuat keluarga yang istimewa.

Imran meninggal saat maryam dilahirkan, sehingga ia menjadi anak yatim, dan kemuliaan itu dimulai dari istrinya yang shalihah (Hannah binti Faqudz).
2. Tidak ada alasan untuk tidak peduli pada keluarga, karena dari situ kita punya kesempatan kelak di akhirat untuk disejajarkan dengan keluarga para Nabi.

Slide2.JPG

Kemuliaan Mendidik Anak dalam Surat Ali Imran Ayat 33-37

Kilasan betapa mulianya mendidik anak terdapat dalam kisah ini, betapa mendidik anak memiliki nilai yang tinggi dan luar biasa.
Para Ibu Wajib Khusyu’ di rumahnya. Kelelahan dalam mengurus rumah tangga, pahalanya dapat menyamai besarnya pahala suami.

Slide3.JPG

Rumus mendidik anak jika ingin berhasil ada di dalam surat Ali Imran ayat 35-38.

QS. Ali Imran Ayat 35 :
“(Ingatlah), ketika istri Imran berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepadaMu, apa (janin) yang ada dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepadaMu), maka terimalah (Nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

Ketika Hannah istri Imran hamil, ia bernadzar bahwa Anaknya kelak akan menjadi pengabdi Allah.
Disebutkan bahwa pada masa itu ada orang-orang (laki-laki) yang fokus melayani di Baitul Maqdis. Para orang tua mempersembahkan anaknya untuk mengabdi di rumah Allah, ini dimulai ketika usia anaknya sudah bisa melakukan kebaikan sampai usianya baligh.

Pelajaran penting :

Dekatkan anak pada masjid, terutama untuk anak laki-laki. Mendekatkan hati anak pada masjid seperti yang dilakukan Bani israil yang memberikan anak mereka pada Baitul Maqdis.

Mukharror” bermakna orang yang murni/merdeka/lepas.
Dan orang yang mengabdi pada Allah secara sepenuhnya itulah yang disebut sebagai orang yang merdeka.
Maka didiklah anak kita sampai jiwa mereka merdeka, merdeka bukan dalam makna menjadi orang liberal. Tetapi memiliki jiwa pengabdi kepada Allah secara utuh (tidak menghawatirkan dunia, dia hanya murni menghamba pada Allah).
Itulah jiwa yang merdeka.

Slide4.JPG

QS. Ali Imran Ayat 36 :
“Maka ketika melahirkannya, dia berkata, “Ya Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.” Padahal Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan, dan laki-laki tidak sama dengan perempuan. “Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku mohon perlindunganMu untuknya dan anak cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk.”

Hannah bernadzar jika anaknya lelaki maka ia akan menjadi mukharror tetapi ternyata yang lahir perempuan sehingga ia tidak dapat melaksanakan nazarnya.
Karena Nazarnya tidak dapat dilaksanakan ia mengadu dan memohon pengampunan pada Allah.
Begitu lahir perempuan, Hannah melapor pada Allah (meskipun ia tahu bahwa Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan), tapi ini adalah Adab pada Allah sehingga ia tetap melaporkan hal tersebut.

Kalimat “laki-laki tidak sama dengan perempuan“, ini kalimat pengaduan bukan kekecewaan.

Karena yang Allah berikan adalah yang terbaik untuk kita. Apa yang Allah berikan lebih baik dari apa yang kita minta.
Kemudian Hannah meminta perlindungan Allah dari yang membahayakan, yaitu gangguan setan. Salah satu kunci penting keberhasilan mendidik anak adalah menjauhkan anak dari gangguan setan (maka pelajari ilmunya!).

QS. Ali Imran Ayat 37 :

“Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkankan dengan pertumbuhan yang baik, dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah), dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, “Wahai Maryam! Dari mana ini engkau peroleh?” Dia (maryam) menjawab, “itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.”

Pelajaran dari ayat ini akan menjadi rumus mendidik anak agar kita berhasil, dengan tahapan sebagai berikut:

1. Jalankan tugas sebagai orangtua dengan sebaik-baiknya (Hamil dengan benar, melahirkan dengan benar, dan mendidik dengan benar).

2. Kalimat “Allah menerima dengan penerimaan yang baik, dan Menumbuhkan dengan penumbuhan yang baik.” Dari potongan ayat di atas kita dapati bahwa ketika Allah menerima Amal kita dalam mendidik anak, Allah Ridho dengan amal kita mendidik ini. Maka Allah yang akan menumbuhkan (mendidik) anak kita, karena kalau kita yang mendidik pasti akan lelah karena kemampuan kita sebagai manusia sangat terbatas.

Dan ingat syarat diterimanya suatu amal ada dua, yaitu :
Ikhlas karena Allah(pelajari tentang ikhlas dan amalkan) dan ilmu (mengilmui tentang pendidikan anak)

4. Allah menutupi kekurangan kita dan memberikan ganti yang lebih baik.
Allah akan menyempurnakan semua prosesnya, dan kita orangtua tinggal menunggu panen hasilnya.

5. Allah memberikan keajaiban pada anak kita dan bagi pendidiknya.
(Baca kisah Maryam dan Zakaria).

Slide5.JPG

QS. Ali Imran Ayat 38 :

“Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisiMu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.”

Pelajaran :
1. Buah dari keberhasilan mendidik tersebut adalah hidup kita akan penuh keajaiban.
Seperti yang terjadi pada Nabi Zakaria, ketika ia berdoa meminta keturunan sedangkan ia dalam keadaan usia yang tua sekali, dan istrinya adalah perempuan yang mandul. Menurut ilmu manusia akan sangat mustahil keduanya memiliki keturunan, tapi tidak ada yang mustahil bagi Allah. Apabila Allah berkehendak Allah akan berikan tanpa sebab.
Maka lahirlah Yahya, bayi ajaib yang mendapat pujian dari Allah. Ia sudah diberi ilham sejak kecil.
Ia sudah mempelajari Taurat sejak di usia 3 tahun.

2. Jika mendidik anak mintalah terus menerus, ngotot terus menerus minta kepada Allah.
Allah suka jika hambaNya meminta kepadaNya terus menerus.

3. Meminta ilham kepada Allah untuk mendidik anak

Slide7.JPG

INGATLAH :
Amalan mendidik anak memiliki keberkahan luar biasa. Tidak ada amal yang lebih mulia bagi wanita yang dikarunia anak selain mendidik anaknya dengan sebaik-baiknya.

Slide6.JPG

Tips Mendidik Anak bagi Single Parent, seperti yang dialami oleh Hannah :
1. Jadilah Wanita Beriman yang Shalih.
Keshalihan Hannah terbukti pada surat Ali Imran ayat 35-36.
Nama Maryam adalah doa dan harapan bagi Hannah, karena maryam artinya Wanita ahli Ibadah pada Allah.

2. Lakukan sampai Allah Ridho.
Didik anak kita sampai Allah Ridho pada kita.

3. Cari pengganti Ayah
Dengan cara menikah lagi atau tidak menikah lagi.
Jika memilih untuk menikah lagi, maka pertimbangan pertama adalah anak kita apakah calon pasangan kita dapat mendidik anak kita, cocok dengan anak kita, dst.
Jika tidak menikah lagi, tetap hadirkan sosok lain sebagai Ayah, seperti dalam kisah Maryam yang diasuh oleh Nabi Zakaria (suami dari Bibinya).
Zakaria hadir bukan karena sepenuhnya kemauan Ibunya, tapi ini atas petunjuk Allah.
Maka, jika mendidik anak, sering-seringlah meminta petunjuk Allah. Jangan hanya dengan analisa-analisa otak kita (karena akal manusia terbatas).

4. Ibu Single Parent, harus memiliki kedekatan yang luar biasa kepada Allah. Yang secara sepenuhnya menghamba pada Allah.

Slide8.JPG

Allahu a’lam…

Ambi Ummu Salman
Depok, 05.06.17
*Resume kajian Dauroh Wanita dalam AlQur’an di masjid Darussalam, dengan Pemateri Ustadz Budi Ashari, Lc.

Add Comment