Bismillahirrahmanirrahim…
Kelapangan Hati Sebagai Langkah Awal Mendidik Generasi
Salah satu kunci keberhasilan dalam mendidik generasi adalah Kelapangan dada/hati, karena kelapangan dada adalah salah satu kunci kemenangan dalam perjuangan seorang muslim. Dalam hal apapun itu misalnya dalam berdakwah, mencari ilmu, berumah tangga, dan termasuk dalam mendidik anak. Seperti halnya Nabi Musa ‘alaihissalam yang meminta Allah lapangkan hatinya saat akan menghadapi fir’aun.
Nabi Musa meminta kelapangan hati baru meminta kemudahan. Nabi Musa tidak minta kekuatan atau yang lain, tapi Ia meminta dilapangkan hatinya karena Ia faham betul bahkan Ia termasuk pribadi yang cukup emosianal dan dalam keadaan tersebut Ia tidak akan mampu mengalahkan Fir’aun yang sangat melampaui batas hingga mengaku sebagai Tuhan.
Sebagaimana yang terdapat dalam surat Thaha, Musa berkata :
“Ya Tuhan, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah segala urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, agar mereka mengerti perkataanku.”
(Qs.Thaaha: 25 – 28)
Ayat ini adalah urutan, dan urutan dalam Al-Qur’an ini menjadi pelajaran bagi kita. Bahwa bagi kita yang menginginkan kemudahan maka yang pertama harus dicapai adalah hati yang lapang. Ini berlaku bagi kita baik dalam mendidik anak maupun berumah tangga.
Dada yang lapang, kemudian baru kemudian kefasihan lisan. Begitulah urutannya.
Ashabul Kahfi pun ketika masuk ke dalam gua yang diminta kepada Allah adalah Rahmat dan kelapangan hati.
Kelapangan itu adalah cahaya, sedangkan kesempitan hati itu adalah kegelapan. Dan di dalam cahaya itulah Allah Subhanahu wa ta’ala membuka hati manusia sebelum memberi petunjuk.
Dengan jiwa yang lapang, in syaaAllah sifat kesabaran, keikhlasan, dan keistiqomahan akan berjalan mengikuti.
Sebab-sebab yang Bisa Mendatangkan Kelapangan Dada
Berkata Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Zaadul Ma’ad (2/32) :
Bahwa sebesar-besar sebab kelapangan dada adalah:
1. Tauhid
Karena hidayah dan tauhid ini adalah sebesar-besar sebab kelapangan dada
2. Ilmu
Karena ia akan melapangkan dada, memperluasnya hingga menjadikannya lebih luas dari dunia
3. Kembali bertaubat kepada Allah dan cinta kepada-Nya dari hati yang paling dalam serta menyerah kepadanya dan merasa kenikmatan dalam ibadah kepada-Nya, maka tak ada sesuatu yang lebih melapangkan dada seorang hamba dari hal ini.
Hingga kadang-kadang ia berkata; jika aku berada disurga dalam kondisi seperti ini maka sungguh aku telah hidup nyaman.
4. Terus menerus berdzikir kepada-Nya dalam setiap keadaan, dan disetiap tempat, karena dzikir memiliki pengaruh yang sangat menakjubkan untuk kelapangan dada dan tentramnya hati.
5. Ihsan (berbuat baik) kepada makhluk, serta memberikan manfaat kepada mereka sesuai kemampuan berupa harta, kedudukan, manfaat pada tubuh, dan berbagai macam kebaikan lainnya,
Karena seorang yang dermawan lagi baik adalah manusia yang paling lapang dadanya, paling baik hidupnya dan paling tentram hatinya
6. Keberanian;
Karena keberanian ini melapangkan dada, meluaskan rezeki, meluaskan hati, sedangkan seorang penakut adalah manusia yang paling sempit dadanya.
7. Mengeluarkan kotoran hati dari sifat-sifat yang tercela.
8. Meninggalkan banyak memandang, banyak bicara, banyak mendengar, banyak campur baur, banyak makan dan banyak tidur,
Karena kelebihan dalam hal ini akan menyebabkan penyakit, kegundahan, kelesuan didalam hati.
Semoga Allah Karuniakan kita kelapangan hati…
رَبِّ ا شْرَحْ لِيْ صَدْرِ وَيَسِّرْلِيْ اَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْ قَوْلِيْ
Robbisy rohlii shodri wa yassyirlii amrii wahlul uqdatammillisaanii yafqohuu qoulii.
Artinya: “Ya Tuhan, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah segala urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, agar mereka mengerti perkataanku.”
(Qs.Thaaha: 25 – 28)
Aamiin..
Allahu a’lam..
Ambi Ummu Salman