Bismillahirrahmanirrahim…
Ilmu Al-Qur’an adalah ilmu yang paling bermanfaat dalam hidup kita, yang semoga dengan itu Allah memberikan keberkahan dalam hidup kita, memberikan perlindungan dalam hidup kita, yang dengan itu semoga kita hidup dengan kehidupan yang sangat baik, hayatan toyyibah (kehidupan yang baik). Kehidupan yang baik inilah yang kita cari, mudah-mudahan dengan kita masuk dalam kalamullah dengan alquranul kariim kita memperoleh kehidupan yang baik. Apalagi di bulan sya’ban menjelang ramadhan, ini adalah sarana yang tepat untuk membekali diri dengan Al-Qur’an sebelum memasuki bulan ramadhan.
Mari kita mulai kajian kita dengan ayat berikut:
إِنَّ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ يَهْدِى لِلَّتِى هِىَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (Qs. Al Isra: 9)
Surat al isra ini unik susunannya. Surat ini adalah surat yang ke-17, surat ini juga mempunyai dua nama yaitu surat al isra dan surat bani israil. Disebut dengan surat al isra karena berkaitan dengan peristiwa isra mi’raj yang disebutkan dalam ayat pertama surat ini, dan disebut surat bani israil karena ayat dari 2 dan seterusnya berbicara tentang bani israil.
Pada ayat 1 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman tentang isra mi’raj-nya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah berfirman,
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat. (Qs. Al isra: 1)
Di dalam ayat tersebut Allah berbicara tentang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan di ayat selanjutnya Allah bericara tentang Nabi Musa ‘alaihissalam. Lalu kemudian Allah berbicara tentang kaum Nabi Musa yaitu bani israil. Berbicara tentang kerusakan yang dibuat oleh bani israil. Mereka akan berbuat dua kali kerusakan di muka bumi dan berbuat yg sangat angkuh di muka bumi ini. Para ulama berbeda pendapat tentang kapan dua kali ini kerusakan yang mereka buat, pendapat pertama mengatakan kedua-duanya sudah terjadi di masa lalu dan pendapat kedua mengatakan sekali di zaman dahulu dan sekali di zaman ini. Jadi kalau kita mengambil pendapat bahwa yg kedua, bahwa sekali sudah terjadi di zaman dahulu dan sekali terjadi di zaman ini, maka kiblat muslim pertama hari ini mereka kotori di palestina sana maka kita akan mendapat pelajaran yang amat sangat luar biasa. Setelah Allah berfirman di ayat yang ke-7 dan masuk di ayat yang ke-8. Allah berfirman,
Mudah-mudahan Tuhan kamu melimpahkan rahmat kepada kamu; tetapi jika kamu kembali (melakukan kejahatan), niscaya Kami kembali (mengazabmu). Dan Kami jadikan neraka Jahanam penjara bagi orang kafir. (Qs. Al Isra: 8)
Dan ini adalah ayat terakhir yang berbicara tentang bani israil. Jadi setelah ayat 1 berbicara tentang Nabi Muhammad, ayat 2 sampai 8 berbicara tentang bani israil dan kemudian ayat 9 kembali berbicara tentang nabi muhammad.
إِنَّ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ يَهْدِى لِلَّتِى هِىَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (Qs. Al Isra: 9)
Inilah sedang ulama kita lakukan, dan kita lihat pula dari saudara-saudara kita yang berada di garis depan perjuangan di palestina. Dan sebagaimana yang kita tahu bahwa yang paling dicecar dan dihimpit adalah Gaza. Seorang ahli ilmu mereka mengatakan bahwa Gaza itu mengubah jargonnya dari ghuzzah Izzah (Gaza Kemuliaan) dibuah menjadi ghuzzah Al Qur’an (Gaza Al-Qur’an). Mengapa mereka mengubahnya? Ternyata insiprasi mereka adalah ayat ini, bahwa ternyata keruskaan yang dibuat oleh kaum bani israil itu solusinya adalah dengan alqur’anul kariim.
Fitnah yang terjadi di berbagai belahan bumi syam hari ini, diibaratkan seperti seorang ibu yang mengalami mules saat akan melahirkan, begitulah kondisi syam hari ini seperti ibu yang kesakitan akan melahirkan. Lalu apa yang akan dilahirkan? Yang akan dilahirkan adalah kepemimpinan di muka bumi ini. makanya posisi kita hari ini adalah memantaskan diri. Dengan apa kita memantaskan diri? Yaitu dengan Al-Qur’anul kariim. Maka dengan itulah maka akan selesai segala kedzoliman yang terjadi hari ini.
Inilah israyat yang sangat kuat dari Al-Qur’an, bahwa Al-Qur’an adalah solusi dari kerusakan dan kedzoliman yang dibuat oleh Bani Israil hari ini. Inilah indahnya Al-Qur’an, ia turun 15 abad yang lalu namun ketika kita baca hari ini maka seolah-olah Al-Qur’an baru diturunkan hari ini. tidak ada kitab atau buku lain yang seperti ini, buku kalau buatan manusia bahkan hasil penelitian manusia yang paling pintar sekalipun, dia bisa dibongkar tidak usah menunggu 100 tahun bahkan saat penulisnya masih hidup, ia bisa membongkar dan membatalkan hasil penelitian tersebut.
Allah berfiman dalam surat asy-syuara ayat 192-195,
وَإِنَّهُۥ لَتَنزِيلُ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam,
نَزَلَ بِهِ ٱلرُّوحُ ٱلْأَمِينُ
Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),
عَلَىٰ قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ ٱلْمُنذِرِينَ
Ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan,
بِلِسَانٍ عَرَبِىٍّ مُّبِينٍ
Al-Qur’an turun dari Allah robbul alamin diturunkan kepada ruhul amin. Alquran adalah risalah Allah yang diturunkan melalui jalan malaikat yg al-amin yang diturunkan kepada rasul yang mendapat gelar al-amin. Jadi risalah ini tidak akan sampai kepada masyarakat tanpa sifat amanah (al-amin) dari para penyampainya.
“Turun dihatimu wahai muhammad….”, jadi Al-Qur’an ini jikalau kita ingin Al-qur’an bekerja dalam hidup kita, menghadirkan kehebatan, menghadirkan perubahan, menghadirkan solusi dan kebahagiaan dalam hidup kita. Maka letakkan Al-Qur’an itu dalam hati. Maka Al-Qur’an ini bukan diletakkan di kepala (akal), bukan di fisik. Orang menghafal meletakkannya di akal (kepala), karena menghafal itu hanya langkah awal. Alquran harus didorong sampai masuk ke dalam hati. Jika sudah turun ke hati maka kita akan menjadi mundzir (pemberi peringatan). Seorang pemberi peringatan dia pasti tidak ridho melihat terjadinya kemaksiatan dan kedzoliman. Maka dia juga tidak akan ridho itu dilakukan oleh dirinya karena dia tidak ridho itu dilakukan oleh orang lain.
Maka ini sentuhan pertama ayat ini bahwa Al-Qur’an itu diturunkan ke dalam hati rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar Rasulullah menjadi mundzir (pemberi peringatan).
Dan kalimat selanjutnya dalam ayat berikutnya, “Dengan bahasa Arab yang jelas….”.
Dalam rangkaian ayat ini Allah menyampaikan tentang bahasa arab yang nyata. Ini menjadi pelajaran bagi kita yang bersemangat belajar al Qur’an untuk melanjutkan belajar bahasa Al Qur’an. Dan ini adalah merupakan bahasa persatuan kaum muslimin.
Jika kita mau mengukur secara teritorial kawasan masyarakat yang berbahasa arab jauh lebih luasa daripada yang berbahasa inggris. Dari mulai ujung maroko sampai ujung iraq, dari mulai suriyah sampai ke yaman. Allah ingin menyampaikan bahwa kita harus memakai bahasa arab yang jelas (nyata). Apalagi saat ini juga terjadi kerusakan-kerusakan dalam dalam bahasa arab, dan ini adalah kondisi yang mengkhawatirkan.
Mari kita tengok bagaimana Imam Ibnu Katsir rahimahullahu menafsirkan awal ayat surat yusuf,
الٓر ۚ تِلْكَ ءَايَٰتُ ٱلْكِتَٰبِ ٱلْمُبِينِ
lif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah). (Qs. Yusuf: 1)
إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ قُرْءَٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. (Qs. Yusuf: 2)
Jika kita lihat dan perhatikan dari kedua ayat ini, ketika kita menggabungkan kedua ayat ini. kita seolah akan mendapati bahwa ketika kita ingin menjadi manusia yang berakal maka dengan dua hal yaitu dengan Al-Qur’an dan bahasa arab. Ketika duanya digabung maka kita akan menjadi manusia yang berakal.
Imam Ibnu Katsir menafsirkan surat yusf ayat 2 dengan mengatakan,
Demikian itu karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling jelas, paling terang (fasih), paling luas, dan paling banyak perbendaharaan kata-katanya untuk mengungkapkan berbagai pengertian (perasaan) guna meluruskan jiwa manusia. Karena itulah Allah menurunkan Kitab-Nya yang paling mulia dengan bahasa yang paling mulia di antara bahasa-bahasa lainnya yang disampaikan-Nya kepada rasul yang paling mulia melalui perantaraan malaikat yang paling mulia. Dan penurunannya terjadi di belahan bumi yang paling mulia, serta awal penurunannya (Al-Qur’an) terjadi di dalam bulan yang paling mulia, yaitu bulan Ramadan; sehingga sempurnalah kitab Al-Qur’an ini dari berbagai seginya.
Kalimat “bahasa Arab adalah bahasa yang paling jelas, paling terang (fasih), paling luas,” ini bukan hanya sekedar klaim, coba kita cek kamus bahasa inggis yang paling tebal itu hanya ada 1 jilid, kamus bahasa arab yang lengkap ada sekitar 10 jilid. Ini bukan klaim, cek bahasa apa yang memiliki bahasa yang lebih luas dari bahasa arab apakah ada.
Kemudian kalimat “dan paling banyak perbendaharaan kata-katanya untuk mengungkapkan berbagai pengertian(perasaan) guna meluruskan jiwa manusia”. Seringkali kita menemukan kesulitan untuk mengungkapkan rasa dalam bahasa kita, kita tidak menemukan kalimat yang pas untuk perasaan kita, artinya hahasa itu mempunyai kemampuan terbatas untuk mengungkapkan keinginan jiwa kita. sedangkan bahasa arab yang Allah pilih sebagai bahasa Al-Qur’an adalah bahasa yang paling banyak mampu mengungkapkan rasa yang diinginkan jiwa. Makanya ketika kita membaca syair-syair bahasa arab, kita akan menemukan kedalaman ungkapan yang tidak kita temukan dalam bahasa lain.
Maka belajarlah Al-Qur’an dari awal, dari membaca alqur’an dengan tajwidnya yang benar, menghafalnya, kemudian mengetahui terjemahannya. Selanjutnya belajar tafsir dan tadabburnya, kemudian sempurnakan dengan mempelajari bahasa arab. Semoga dengan demikian maka kesempurnaan Al-qur’an akan menjadi kesempurnaan dalam hidup kita ini. maka akan sempurna dari semua sisi.
Alquran merupakan kitab suci terakhir yang Allah turunkan dan kitab suci yang Allah jaga.
Ada kisah yang luar biasa di zaman khalifah al Ma’mun di zaman khalifah abbasiyah dan beliau adalah putra dari khalifah harun ar Rasyid. Dan di masa al Ma’mun kebesaran ilmu islam mencapai puncaknya dengan keberadaan baitul hikmah. Dikisahkan bahwa al Ma’mun kagum kepada seseorang karena ia memiliki tulisan tangan yang sangat indah, zaman dahulu tulisan tangan itu ada harganya karena dahulu kitab-kitab ditulis dengan tangan. Sehingga al Ma’mun memiliki kekaguman terhadapnya, kemudia al Ma’mun menawari orang tersebut untuk menjadi pejabat di istana karena keindahan tulisan tangannya. Begitu diangkat menjadi pejabat al Ma’mun menawarkan keislaman kepada oranag tersebut karena dia belum beriman. Dahulu para khalifah ketika mengangkat seseorang menjadi pejabat dan dia bukan muslim mereka akan menwarkan keislaman kepada mereka. Dan ini aadalah bagian dari kewajiban atau tugas seorang pemimpin, yaitu mengantarkan hidayah kepada para pejabat atau petinggi yang mereka angkat.
Ketika al Ma’mun menawarkan islam orang tersebut tidak bersedia, kemudian dia pergi meninggalkan istana. Setahun kemudian dia kembali ke istana menemui al Ma’mun dalam keadaan sudah islam. Al Ma’mun heran karena setahun lalu saat ia menawarkan islam ia tidak bersedia, kemudian setahu kemudian ia bisa kembali dalam keadaan sudah berislam. Kemudian al Ma’mun meminta orang tersebut menceritakan kisah keislamannya. Dia bercerita bahwa karena keindahan tulisannya ia menulis berbagai kitab. Ia menulis kitab taurat dengan sangat indah kemudian ia menjual kitab taurat tersebut kepada ahli ilmunya taurat, ia sudah mengubah0ngubah isi taurat tersebut. Ia juga menulis injil, ia juga menambah dan mengurangi isi ayat-ayat dalam injil tersebut dan ia juga menjualnya kepada ahli ilmunya nasrani . dan mereka pun menrimanya. Kemudian ia juga menulis Al-Qur’an dan ia pun melakukan hal yang sama dengan mengurangi dan menambah ayat-ayatnya, pun mereka menerima injil tersebut, kemudian ia pun menjual alqur’an tersebut kepada ahli ilmu muslim dan di ahli ilmu mengatakan “ini bukan Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi kami”. Kemudia dia pun heran mengapa bisa demikian. Dan kisah ini pun dikomentari oleh seorang ulama dengan mengatakan “hal itu memang sudah ada dalam Al Qur’an”. Ketika kitab zabur, taurat dan injil diturunkan kepada ahli kitab di kalangan umat mereka, Allah meminta mereka sendiri yang menjaga kitab tersebut, tapi untuk Al Qur’an Allah lansung yang menjaganya sebagaimana dalam firman-Nya,
“Sungguh Kami telah menurunkan Adz-Dzikr (Al Qur’an), dan Kami pula yang benar-benar akan menjaganya”. (QS. Al-Hijr: 9).
Karena begitulah manusia, jika disuruh menjaga mereka akan cenderung merusaknya. Disuruh menjaga bumi, bumi pun di rusak, disuruh menjaga kitab pun dirusak, disuruh menjaga makanan pun ia rusak. Karenanya Allah menurunkan kitab suci terakhir Allah pula yang menjaganya.
Sudah 15 abad Al-Qur’an ini bersama kita dan tidak ada satu pun manusia yang bisa mengurangi dan menambah isi Al-Qur’an karena itulah kepastian penjagaan Allah terhadap kitab ini. karena itulah para ulama berkata, salah satu cara Allah menjaga Al-qur’an adalah dengan menghadirkan para penghafal alquran dari zaman ke zaman. Kita lihat di zaman kita sekarang, dari tahun ke tahun sekarang jumlah penghafal alquran bertambah. Mari kita perhatikan perkataan Ibnu Qoyyim al Jauziyyah dalam kitabnya yang bertemakan tentang menghafal, dalam muqodimah kitabnya beliau mengatakan, mengapa dahulu orang yahudi menyebah uzair? Orang-orang yahudi mengatakan uzair adalah anak Tuhan. Hal ini disebabkan karena daulu tidak ada satu orang pun bahkan rahibnya sekalipun yang hafal taurat, sehingga ketika mereka mendapati seorang anak kecil (uzair) hafal taurat maka mereka pun heran, dan mereka pun berkata tidak mungkin seorang anak kecil hafal kalam tuhan kecuali dia adalah anak tuhan. Maka imam ibnu qoyyim mengatakan dalam kitab tersebut mengatakan, andaikan mereka hidup di zaman kita ini. banyak anak kecil yang hafal qur’an maka akan banyak anak tuhan yang mereka sembah.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki istilah yang indah luar biasa, sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ قَالُوا : مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ : أَهْلُ الْقُرْآنِ هُمْ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ
“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihanNya” (HR. Ahmad)
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memakai istilah yang sangat bagus sekali, yaitu keluarga Allah. Di bumi ini ada keluarga Allah, yaitu ahli quran yang menghafal al qur’an dan senantiasa mengamalkannya dan dialah orang khusus pilihan Allah. Jadi, jika hari ini para generasi muda kita mengahafal Al-Qur’an maka lanjutkan karena ini adalah langkah awal untuk mereka hidup bersama Al-Qur’an, untuk mereka mengamalkan Al-Qur’an. Maka jika kita mempunyai anak yang seperti itu, berarti kita sedang menjaga keluarganya Allah. Dan jika sudah menjadi keluarga Allah mana mungkin ia akan disia-siakan oleh Allah, dan mana mungkin ada keluarga Allah tidak Allah beri solusi jika ada masalah karena orang biasa saja Allah berikan solusi jika ada masalah. Bayangkan betapa istimewahnya keluarga Allah itu. Itulah mengapa selalu Allah siapkan disetiap zaman, Allah hadirkan para penghafal alquran. Mereka yang menghafal alquran berikut dengan rasmnya mereka tidak akan melewatkan satu hurufkan.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menikmati Al-Qur’an dan ingin mengantarkan kenikmatan Al-Qur’an ini kepada siapapun. Ketika berada di Makkah beliau paling suka bersandar di ka’bah, duduk dengan bersandar dan membaca kerasa-keras alquran. Apa tujuannya? Karena nabi muhammad paham betul bahwa alquran itu bukan kalamul basyar (perkataan manusia) tapi kalamullah, karena dia mukjizat bahkan sampai huruf dan katanya maka jika ini dibacakan maka akan memiiki pengaruh luar biasa terhadap hati.
Hari ini banyak sekali sosial eksperimen, orang-orang non muslim dan tidak bisa berbahasa ara diberbagai negara, mereka diperdengarkan alquran bahkan dibandingkan dengan musik. Mereka diperdengarkan, dilihat perubahan ekspesikan dan ditanyakan bagaimana perasaannya. Ketika meraka ditanya, mereka menjawab keduanya sama-sama indah namun mereka menambahkan bahwa bacaan alquran yang mereka dengar terasa lebih dalam di hati mereka. Mereka tidak faham bahasanya dan mereka tidak tahu itu alquran, mereka minimal mengatakan bahwa alquran itu sangat indah dan menyentuh jiwa.
Orang-orang hari ini yang tidak faham bahasa alquran bisa berpendapat demikian. Maka bayangkan orang-orang quraish hari itu. mereka yang sangat faham bahasa arab dan bahkan diantara mereka ahli syair, mereka memiliki pemahaman Al qur’an yang jauh lebih bagus dari pada kita. Abu jahal itu memiliki pemahaman yang sangat baik terhadap al quran, ia faham sekali indahnya alquran sehingga dia takut jika alquran itu dibacakan kepada orang-orang qurais, karena ia tahu betapa indah dan dalamnya alquran.
Maka bacalah Al-Qur’an meskipun belum faham maknanya tapi ruh kita akan basah dengan ayat-ayat alquran, jiwa kita akan tenang dan nyaman. Alquran itu Allah sebut perkataan yang berat, qoulan tsaqila. Maka ketika orang memasukkan alquran dalam dirinya. Dia kemasukan barang berat dan dia akan tegap. Orang beriman yang dalam dirinya ada Al-Qur’an dia akan berjalan tegap dan memiliki pandangan yang jelas. Kakinya kokoh dan tidak guncang langkahnya. Hidupnya jelas lurus ke depan pandangannya, itulah orang yang hidup bersama Al-Qur’an.
Orang-orang Quraish memahami bahwa Al-qur’an itu indah sekali sehingga mereka takut jika diperdengarkan ke meraka maka mereka akan terpengaruh.
Abu jahal mempunyai paman yg dikenal sengai orang yang sangat cerdas dan sangat dihormati di kalangan orang-orang Quraish. Pamannyanya ini tokoh senior sebagaimana paman Nabi dan dia juga seorang ahli tata bahasa dan syair, dia adalah Walid bin Mughiroh. Dia juga orang yang paling kaya di kalangan Quraish. Suatu hari mereka berdua berdialog, Abu jahal mulai khawatir karena semakin banyak yang masuk islam maka Abu jahal datang kepada pamannya. Dia mengadukan kepada walid bin mughiroh bahwa oarng-orang Quraish menunggu pendapat pamanya tentang situasi saat itu karena pamannya adalah pemimpin tertinggi Quraish.
Abu Jahal mengatakan, “Wahai Paman, sesungguhnya kaummu ingin mengumpulkan harta untukmu.” “Untuk apa?” tanya Walid. “Untukmu. Karena engkau datang menemui Muhammad untuk menentang ajaran sebelumnya (ajaran nenek moyang).”
Walid bin al-Mughirah menanggapi, “Orang-orang Quraisy tahu, kalau aku termasuk yang paling kaya di antara mereka.”
“Ucapkanlah suatu perkataan yang menunjukkan kalau engkau mengingkari Alquran atau engkau membencinya.”, kata Abu Jahal. Walid mengatakan,
وماذا أقول؟ فوالله! ما فيكم رجل أعلم بالأشعار مني، ولا أعلم برجز ولا بقصيدة مني، ولا بأشعار الجن، والله! ما يشبه الذي يقول شيئا من هذا، ووالله! إن لقوله الذي يقول حلاوة، وإن عليه لطلاوة، وإنه لمثمر أعلاه مغدق أسفله، وإنه ليعلو وما يعلى، وإنه ليحطم ما تحته
“Apa menurutmu yang harus kukatakan pada mereka? Demi Allah! Tidak ada di tengah-tengah kalian orang yang lebih memahami syair Arab daripada aku. Tidak juga pengetahuan tentang rajaz dan qashidah-nya yang mengungguli diriku. Tapi apa yang diucapkan Muhammad itu tidak serupa dengan ini semua. Juga bukan sihir jin. Demi Allah! Apa yang ia ucapkan (Alquran) itu manis. Memiliki thalawatan (kenikmatan, baik, dan ucapan yang diterima jiwa). Bagian atasnya berbuah, sedang bagian bawahnya begitu subur. Perkataannya begitu tinggi dan tidak ada yang mengunggulinya, serta menghantam apa yang ada di bawahnya.”
Setelah berpikir, Walid mengatakan, “Alquran ini adalah sihir yang dipelajari. Muhammad mempelajarinya dari orang lain.”
Kemudian Allah menurunkan firman-Nya surat al-Mudatsir ayat 11. Dari ayat 11 dan beberapa ayat seterusnya bercerita tentang Walid bin Mughirah yang divonis akan mendapatkan azab yang pedih di neraka. Allah menggambarkan betapa sulitnya Walid bin mughiroh dalam membuat celaan terhadap Al-Qur’an. Musuh-musuh islam mengeluarkan banyak tenaga dan kesulitan untuk menjelekkan islam, mereka berjuang untuk melakukan itu. Maka kita umat islam juga harusnya lebih berjuang dengan sungguh-sungguh untuk Al-Qur’an.
Perhatikan perkataan walid di atas, dia saja yang orang kafir bisa merasakan manisnya Al-Qur’an, jadi apabila kita membaca Al-Qur’an dan belum merasakan manisnya Al-Qur’an maka bacalah terus jangan berhenti. Musuh islam saja bisa merasakan Al-Qur’an itu manis sedangkan kita yang mukmin jangan sampai kita tidak bisa merasakan manisnya Al-Qur’an ketika membacanya.
Walid mengilustrasikan Al-Qur’an dengan sangat indah, ia mengatakan bahwa AlQur’an itu buahnya ranum, akarnya kokoh, pohonnya rindah, dan bagian bawahnya a mengalir mata air (subur).
Teruslah bersama alquran, Teruslah membaca Al-Qur’an, teruslah nikmati Al-Qur’an. Jangan pernah bosan, musuh islam saja tahu betapa manisnya Al-Qur’an, betapa ranum buahnya, betapa ia adalah mata air yang jernih. Musuh islam tahu persis keindahan dan kenyamanan al-Qur’anul kariim. Maka teruslah bersama Al-Qur’an sampai kita merasakan keindahan dan kenyamannnya.
Para ulama mengatakan bahwa Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan kalimat yang luar biasa tentang Al-Qur’an, kalimat ini driwayatkan oleh ad Daimy. Abdullah bin Mas’ud berkata:
“Sesungguhnya Al-Quran merupakan hidangan dari Allah, belajarlah dari hidangannya semampu kalian. Al-Quran itu tali Allah. Cahaya yang terang (nyata) dan obat penyembuh yang bermanfaat. Al-Quran adalah pegangan yang kuat bagi orang yang berpegang teguh kepadanya dan penyelamat bagi yang mengikutinya. Ia tidak akan bengkok yang menyebabkan ia perlu diluruskan dan tidak akan menyimpang sehingga perlu diminta kembali. Al-Quran tidak akan pernah putus keajaiban-keajaibannya. Tidak akan pernah lenyap kemuliaan dan kelezatannya karena sering diulang. Bacalah Al-Quran karena sesungguhnya Allah akan memberi pahala kepadamu karena bacaan itu untuk setiap hurufnya 10 kebajikan.”
Ini adalah kalimat dari ahli qur’an dikalangan para sahabat, mari kita perhatikan kalimat “Al-Quran merupakan hidangan dari Allah, belajarlah dari hidangannya semampu kalian,” setiap surat adalah hidangan yang berbeda, memiliki rasa yang berbeda. Seperti hidnagan yang disiapkan di meja makan, hidangan Allah kepada kita. Nikmati semampu kalian, sampai kita merasa cukup, kenyang dan puas. Kata semampu kalian bukan bermakna malas, tapi ada usaha mencicipi setiap hidangan yang Allah berikan sampai kita merasa puas dan cukup.
Kalimat “Al-Quran itu tali Allah”, Al-Qur’an adalah talinya Allah yang Allah julurkan dari langit, dan kita disuruh berpegangan kuat-kuat dengannya. Jika di bumi ini nanti telah dipenuhi dengan fitnah dan kita berpegang kuat-kuat pada tali itu maka kita pasti akan selamat.
“Cahaya yang terang (nyata)”, cahaya adalah lawannya gelap. Kenapa hidup kita gelap? Karena tidak ada Al-Qur’an, mengapa rumah kita gelap? Karena tidak ada Al-Qur’an di dalamnya.
Seorang ulama mengatakan, tahu tidak kenapa rumah kita banyak masalah, kenapa rumah kita memiliki banyak kesulitan, tidak nyaman, tidak tentram? Bahkan kita lebih nyaman di luar rumah dari pada di dalam rumah. Anda tahu mengapa? Karena ada banyak setan tinggal di situ. Mengapa demikian? Coba tanyakan pada diri kita, kapan terakhir kali surat al Baqarah dibacakan di rumah-rumahmu? (coba tanyakan pada diri kita masing-masing). Mengapa surat Al Baqarah? Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya setan itu akan lari dari rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah di dalamnya.”
“dan obat penyembuh yang bermanfaat,” Al-Qur’an adalah obat untuk penyakit hati dan fisik kita.
“Al-Quran adalah pegangan yang kuat bagi orang yang berpegang teguh kepadanya dan penyelamat bagi yang mengikutinya, Ia tidak akan bengkok yang menyebabkan ia perlu diluruskan dan tidak akan menyimpang sehingga perlu diminta kembali.” Hidup kita akan lurus dan penuh dengan petunjuk.
“Al-Quran tidak akan pernah putus keajaiban-keajaibannya,” sudah 15 abad Al-Qur’an bersama kita dan tidak pernah habis keajaibannya. Bahkan jika kita mengikuti perkembangan ilmu tafsir. Allah buka ilmu Al-Qur’an kepada ulama. Al-Qur’an disetiap zaman memiliki musuh, tapi ia tidak pernah rusak meskipun diserang banyak musuhnya yang terus berusaha mencederai Al-Qur’an.
Kalimat Abdullah bin Mas’uda di atas perlu kita perhatikan betul. Agar kita bisa merasakan beul indahnya hidup bersama Al-Qur’an.
Keajaiban Al-Qur’an itu tidak pernah habis jika dikaji dan dipelajari. Ilmuan dan ulama hari ini pun menumukan banyak keajaiban dan kemukjizatan Al-Qur’an. 15 abad digali tetap penuh keajaiban.
Sekarang mari kita ambil satu contoh dari tema akhlak. Sebagaimana kita ketahui ketika Ummul Mukminin Asiyah radhiyallahu ‘anha ditanya tentang akhlak Rasulullah maka beliau menjawab, كاَنَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ “Akhlak Rasulullah adalah al-Qur’an.” (HR. Muslim)
Seorang Ulama dari Maroko melakukan penelitian tentang akhlak, bagaimana Al-Qur’an membahas tentang akhlak dibandingkan dengan kitab samawi yang lain. Beliau mengatakan di dalam Al-Qur’an itu ada 22 jenis akhlak, 22 jenis akhlak itu tersebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 1337 kali. Itu artinya jika kita membuka mushaf kita hari ini yang terdiri dari 604 halaman (versi cetakan madinah), maka di setiap halaman pasti ada pembahasan tentang akhlak. Bahkan tidak hanya sekali, bisa dua sampai tiga kali di setiap halaman mushaf kita ada pembahasan tentang akhlak.
Supaya kita memahami bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu diutus untuk menyempurnakan akhlak. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” (HR. Bukhari)
Akhlak yang paling banyak diulas dalam Al-Qur’an:
- Al ‘Adl (adil) disebut sebanyak 355 kali.
- Ar-Rahmah (Kasih) disebut sebanyak 246 kali.
- At-Taqwa disebut sebanyak 230 kali.
- As-Sidq (kejujuran) disebut sebanyak 150 kali.
- Al Islah (mendamaikan) disebut sebanyak 123 kali.
Beliau tunjukkan beberapa akhlak yang penting. Akhak yang paling tinggi dan banyak disebut dalam Al-Qur’an adalah al adl (Adil) sebanyak 335 kali disebut dalam Al-Qur’an. Muslim jika tidak adil pada dirinya, tidak adil dalam kepemimpinannya, maka jangan mengaku orang Qur’an, apalagi penghafal Al-Qur’an tidak adil jangan mengaku orang Qur’an karena hal paling penting disebut dalam Al-Qur’an adalah adil. Setelah itu Ar Rahmah (kasih) sebanyak 246 kali, orang Qur’an pasti hatinya penuh kasih, lapang, rahmatan lil ‘alamiin. Kemudian at Taqwa sebanyak 230 kali, selanjutnya as Sidq (kebenaran/kejujuran), disebutkan sebanyak 150 kali.kemudian al islah (mendamaikan) sebanyak 123 kali. Muslim harus mendamaikan yang bertikai. Jika ada muslim ‘kompor’, maka dia tidak mencerminkan islam.
Ketika Al-Qur’an setiap lembarnya tidak pernah kosong dari pembahasan akhlak maka semakin jelas bahwa memang Al-Qur’an diturunkan untuk menyempurnakan akhlak masyarakat ini.
Maka tidak ada jalan lain selain kita harus mulai mentadabburi Al-Qur’an agar kita merasakan keindahan Al-Qur’an.
Perintah untuk bertadabbur Al-Qur’an. Ada 4 ayat:
- Surat Shad ayat 29 (Surat Makiyyah)
كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ مُبَٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوٓا۟ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadabburi ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.”
- Surat Al Mukminum ayat 68 – 70 (Surat Makiyyah)
أَفَلَمْ يَدَّبَّرُوا الْقَوْلَ أَمْ جَاءَهُمْ مَا لَمْ يَأْتِ آبَاءَهُمُ الأوَّلِينَ (68) أَمْ لَمْ يَعْرِفُوا رَسُولَهُمْ فَهُمْ لَهُ مُنْكِرُونَ (69) أَمْ يَقُولُونَ بِهِ جِنَّةٌ بَلْ جَاءَهُمْ بِالْحَقِّ وَأَكْثَرُهُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ (70)
“Maka apakah mereka tidak mentadabburi perkataan (Kami), atau apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka dahulu? Ataukah mereka tidak mengenal rasul mereka, karena itu mereka memungkirinya? Atau (apakah patut) mereka berkata, “Padanya (Muhammad) ada penyakit gila.” Sebenarnya dia telah membawa kebenaran kepada mereka, dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran itu.”
- Surat an-Nisa’ ayat 82 (Surat Madaniyyah)
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلْقُرْءَانَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ ٱللَّهِ لَوَجَدُوا۟ فِيهِ ٱخْتِلَٰفًا كَثِيرًا
“Maka apakah mereka tidak mentadabburi Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.”
- Surat Muhammad ayat 24 (Surat Madaniyyah)
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلْقُرْءَانَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَآ
“Maka apakah mereka tidak mentadabburi Al Quran ataukah hati mereka terkunci?”
Empat ayat perintah tadabbur di atas, dua ditunkan di makkah dan dua diturunkan di madinah. Ini artinya Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan dari sejak di Makkah sampai dengan di Madinah agar kita selalu mentadabburi Al-Qur’an sehingga perintahnya terus berulang.
Ketika ayat yang turun di madinah itu ternyata ada kelompok baru yg tidak ada di makkah yaitu orang munafik. Secara penampakan lahir muslim tapi batinnya tidak beriman. Allah subhanahu wa ta’ala menyampaikan dalam konteks orang munafik,ada peringatan keras tentang tadabbur seolah dengan perkataan “kamu tadabburi atau hatimu terkunci”. Karena itu adalah ciri orang munafik, mereka tidak mau mendekati dan mentadabburi Al-Qur’an.
Maka, mari kita tadabburi Al-Qur’an agar kita merasakan kedalaman dan keindahan Al-Qur’an.
Allahu a’lam bissowab…
Depok, 20 Maret 2021
Sumber : Kajian Qur’an Fest hari pertama dengan judul “Indahnya Hidup di bawah naungan Al-Qur’an”, disampaikan oleh Ustadz Budi Ashari, Lc
peresume: Ambi Ummu Salman